tag:blogger.com,1999:blog-18518180727074982042024-03-05T22:53:13.384-08:00Manusia biasaManusia merupakan mahluk yang paling sempurna, dia dikarunia akal pikiran, namun tak jarang banyak manusia yang tak menggunakanya, berfikirlah sampai ke ujung dunia, selami dimensi keliaran akal berfikir kitagalih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.comBlogger30125tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-69792168835088606582014-06-27T01:06:00.003-07:002014-06-27T01:06:51.149-07:00Perang Elite Politik, Rakyat yang jadi korban<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn09B4DMGJ4io-2YDLRCaPtIf0mppdVHXKMoz_Bh8ntJjIrufHQWqapktMUBUl1yfex14Q1iOUAvLHJ5TjHSCkAMpQWR3bF79xIJZphpIIDSj564vKP0WStS2XxSnWkDYbhkGXSe-yLpfG/s1600/pemilu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="pemilu 2014" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhn09B4DMGJ4io-2YDLRCaPtIf0mppdVHXKMoz_Bh8ntJjIrufHQWqapktMUBUl1yfex14Q1iOUAvLHJ5TjHSCkAMpQWR3bF79xIJZphpIIDSj564vKP0WStS2XxSnWkDYbhkGXSe-yLpfG/s1600/pemilu.jpg" height="177" title="pesta demokrasi" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengung kontestasi <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">politik</a> telah dikumandangkan, akhirnya muncul 2 sosok pasang yang nantinya akan dipilih guna menjadi pemimpin bangsa 5 tahun kedepan. Seperti yang sudah diprediksi banyak kalangan tahun ini yakni 2014 merupakan tahun politik yang penuh drama dan aksi akrobatik para petinggi elite politik, tahun dimana masyarakat disuguhi dengan pesta demokrasi 5 tahunan, pesta <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">demokrasi</a> yang betujuan memilih wakil rakyat di gedung dewan juga moment dimana rakyat dapat memilih secara langsung pemimpinya yakni presiden untuk masa waktu jabatan 5 tahun kedepan. Tingakah laku, aksi akrobatik dan drama-drama bernuansa politik mulai disuguhkan oleh mereka yang berkepentingan, bahkan tak jarang pula aksi dan tingkah laku para elite politik terebut mampu membius penonton setia yang menyaksikanya (masyarakat), masyarkat untuk sementara waktu dijejali dengan rangsangan-rangsangan dengan maksud agar masyarakat mampu untuk melupakan sejenak problematika yang dihadapi. </div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Tinggal menunggu hari untuk dapat mengetahui siapa yang nantinya akan memimpin bangsa ini ke depan, kegiatan yakin-meyakinkan para konstituenpun semakin kentara, masyarakat dibuat terkagum-kagum melihat prestasi-prestasi yang di suguhkan para calon pemimpin mereka, dan tak sedikit pula mereka dibuat terperangah atas hal-hal yang menurut yang tak mereka ketahui sebelumnya. Namun cukup menarik jika kita coba melihat kondisi masyarkat kekinian, masyarakat dibuat bingung dengan pilihan yang ada, namun kemudian di lain sisi mereka seakan-akan dibuat meninggalkan akal sehat mereka, hal ini terlihat jelas jika kita coba menganalisa kondisi sosial masyarakat, hanya karena mereka menggandrungi salah satu kandidat akhirnya mereka bertindak hal-hal yang punya potensi melanggar aturan-aturan dalam masyarakat dan menariknya untuk sebagian dari mereka ini menjadi hal yang wajar, sungguh kondisi yang cukup menyedihkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dimana seharusnya jika kita berbicara kontestasi politik seharusnya kita mendapatkan suatu pelajaran berharga dan tentunya positif dari proses berjalnnya, kontestasi politik yang pada dasarnya merupakan sarana penseleksian para calon pemimpin yang kemudian mampu mengahsilkan pemimpin yang berkualitas namun kini telah berubah menjadi ajang olok-mengolok bahkan jelek-mejelekan satu dengan yang lainnya, kondisi ini kemudian yang menjadi dasar kebingungan masyarakat dalam menentukan pilihan, bahkan pada kondisi ekstrimnya, hal ini dapat memicu timbulnya konflik horizontal dalam masyarkat, hal ini bukan suatu isapan jempol belaka namun sudah menjadi kepastian melihat kondisi yang berkembang dalam masyarkat. Sudah semestinya mereka yang kita sebut sebagai elit politik mampu memberikan contoh pendewasaan politik dalam setiap tindak-tanduknya, sehingga dapat merangsang partisipasi aktif masyarkat dalam domain politik bernegara, dan pada ujungnya cita-cita bangsa yang demokratis dapat dicapai apabila poltik santun yang kita jalankan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-12137814986361149222014-02-04T02:07:00.001-08:002014-02-04T02:07:33.381-08:00Dampak sosiologis industerialisasi<div style="text-align: justify;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzLs_GnoHJKyo8zWIb6efNmYI0fauA8Lbntgyrx6WxgH2l3J1hqFHnTai2ht9qsYtnqLvwC-XBTG0aTh_STPyugxsYiLeiCsS1E9NUMtEaPZPiLti3aORFVJwIk3OcWfPs9-raVqh5SNQI/s1600/kata.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="galih susanto" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzLs_GnoHJKyo8zWIb6efNmYI0fauA8Lbntgyrx6WxgH2l3J1hqFHnTai2ht9qsYtnqLvwC-XBTG0aTh_STPyugxsYiLeiCsS1E9NUMtEaPZPiLti3aORFVJwIk3OcWfPs9-raVqh5SNQI/s1600/kata.jpg" height="320" title="galih" width="304" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">http://galih-aja1.blogspot.com/</td></tr>
</tbody></table>
Jika kita melihat kondisi sosial masyarakat di era sekarang maka kita dapat menyimpulkan, bahwa masyarakat era sekarang telah masuk ke dalam masyarakat industeri, dalam prosesnya, perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat industeri ternyata membawa dampak yang kompleks, baik itu dampak positif maupun dampak yang ke arah negatif. Oleh karena itu menjadi hal yang menarik jika coba membahas sedikit tentang dampak dari industerialisasi terhadap masyarakat<br />
<a name='more'></a>.<br />
Adapun dampak sosiologis <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">industerialisasi</a> adalah sebagai berikut :<br />
<ul style="text-align: justify;">
<li>Berkembangnya urbanisasi</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Berkembangnya industrialisasi telah menimbulkan kota-kota dan pusat-pusat keramaian yang baru. Oleh karena kota dengan kegiatan industrinya tampaknya menjanjikan kehidupan yang lebih layak maka banyak petani desa pergi ke kota untuk mendapatkan pekerjaan, belum lagi tindak-tanduk para tuan tanah di pelosok desa, yang secara membabi buta membeli tanah-tanah secara paksa dari para petani demi melegitimasi hegemoninya atas masyarakat kecil. Hal ini mengakibatkan terabaikannya atau bahkan ditinggalkanya usaha kegiatan pertanian oleh masyarakat.<br /> </div>
<ul style="text-align: justify;">
<li> Munculnya golongan pengusaha dan golongan buruh</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<br />Di dalam kegiatan industrialisasi dikenal adanya kelompok pekerja (buruh) dan kelompok pengusaha (majikan) yang memiliki industri atau pabrik. Dengan demikian, dalam masyarakat timbul golongan baru, yakni golongan pengusaha (kaum kapitalis) yang hidup penuh kemewahan dan golongan buruh (proletar) yang hidup dalam kemiskinan.<br /></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li> Rendahnya upah buruh</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<br />Akibat makin meningkatnya arus urbanisasi ke kota-kota industri maka jumlah tenaga makin melimpah. Sementara itu, pabrik-pabrik banyak yang menggunakan metode produksi padat modal dimana lebih banyak menggunakan tenaga mesin dalam proses produksinya dengan semangat efektifitas & efisiensi. Dengan demikian, penggunaan tenaga kerjapun semakin minim, kondisi ini berakibat pada upah tenaga kerja menjadi murah. Selain itu, jaminan sosial pun kurang sehingga kehidupan mereka menjadi susah. Bahkan, para pengusaha banyak memilih tenaga buruh wanita dan anak-anak yang upahnya lebih murah.<br /></div>
<ul style="text-align: justify;">
<li> Adanya kesenjangan antara majikan dan buruh. </li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
<br />Munculnya golongan pengusaha yang hidup mewah, jauh dari kata kekurangan dan satu pihak, sedangkan di pihak lain adanya golongan buruh yang hidup menderita, dimana buruh dan majikan pada dasarnya mempunyai suatu keterikatan yang tidak dapat dikoptasikan. Majikan menyediakan barang-barang yang akan diproduksi oleh buruh, dan buruh lah yang menciptakan nilai lebih atas barang tersebut, dan atas jasanya maka buruh diberikan suatu tanda jasa atas usahanya, yang selanjutnya disebut upah, upah tersebut haruslah sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh si buruh itu tadi demi usaha memperbaiki nasibnya. Namun dalam realitanya buruh diperlakukan layaknya sapi perah, mereka hanya di peras tenaganya demi menciptakan keuntungan korporasi, namun hasil yang mereka peroleh sangat jauh dari kata layak, layak untuk dapat memperbaiki kondis ekonomi mereka, hal tersebut berakibat pada kehidupan buruh tersebut, mau ataupun tidak mau mereka akan selalu berkutat dengan penderitaan selama masa hidupnya, hal tersebut sangat kontras dengan para majikan yang tiap detiknya menikmati begitu banyaknya keuntungan atas hasil kerja buruh. Pada akhirnya kondisi tersebut menimbulkan kesenjangan antara majikan dan buruh. Kondisi seperti ini, sering menimbulkan ketegangan-ketegangan yang diikuti dengan pemogokan kerja untuk menuntut perbaikan nasib para kaum buruh. Pada hakekatnya antara Majikan dan buruh merupakan manusia yang sama antara satu sama lain, manusia yang mempunyai derajat yang sama, manusia yang sama-sama mempunyai kewajiban menciptakan peradaban yang lebih baik. </div>
<ul style="text-align: justify;">
<li> Makin kuatnya sifat individualisme dan menipisnya rasa solidaritas.</li>
</ul>
<div style="text-align: justify;">
Dengan adanya Revolusi Industri sifat individualitas makin kuat karena terpengaruh oleh sistem ekonomi industri yang serba uang. Sebaliknya, makin menipisnya rasa solidaritas dan kekeluargaan. Secara implisit paradigma masyarakat yang pada hekakatnya mahluk sosial berubah orientasi menjadi zoon economic.</div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-28764394526051222982014-01-24T09:17:00.002-08:002014-01-24T09:18:42.060-08:00Sejarah Peradaban Manusia<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiHKyBgB13nnnuUdYoFiV9bd8WK38WLonLV6NLVbWs-kbzURb5F7k8SSwU9FPM4nipOjJiJDHE6vKNIJleTTsTpPJTnI9ROBkHNEU6ALL-eONG_NWC-0TdEbiZJ9PvVuSE9z4vAkcnM3LU/s1600/asalusul1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiHKyBgB13nnnuUdYoFiV9bd8WK38WLonLV6NLVbWs-kbzURb5F7k8SSwU9FPM4nipOjJiJDHE6vKNIJleTTsTpPJTnI9ROBkHNEU6ALL-eONG_NWC-0TdEbiZJ9PvVuSE9z4vAkcnM3LU/s1600/asalusul1.jpg" height="196" title="peradaban manusia" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">peradaban manusia</td></tr>
</tbody></table>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN"><a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">Sejarah</a>
Perkembangan ataupun peradaban manusia dimulai dari peradaban primitif sampai
dengan peradaban yang paling moderen, dimana Mesir dinobatakan sebagai peradaban tertua, kondisi ini dikarenakan
beberapa faktor, dimana salah satu faktornya adalah sudah berkebangnya
peradaban Mesir pada jaman itu dibanding dengan bangsa lainnya. Perkembangan
ini dapat dilihat dari berbagai sektor, diantaranya kesusastraan maupun pola
produksi sumberdaya alam masyarakat di
era tersebut, hal ini terlihat dari
sudah mampunya masyarakat Mesir memanfaatkan aliran sungai Nill sebagai
pengairan untuk pertanian dikala musim kemarau melanda.</span><br />
<a name='more'></a><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN">Masyarakat
<a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">Mesir</a> dikala itu kerapkali mengalami musim kemarau yang berkepanjangan, dan
untuk menanggulangi permaslahan tersebut masyarakat membuat bendungan yang
kemudiaan dijadikan sebagai cadangan pengairan untuk pertanian dikala musim
kemarau berkepanjangan melanda, dilain pihak banyaknya peninggalan-peninggalan
bersejarah layaknya Piramida maupun Spinx memperkuat bahwasanaya Mesir layak
menjadi tolak ukur peradaban tertua didunia kala itu jika dibanding dengan
bangs lainnya.Ketika peradaban ini dimulai dari bangsa Mesir, dikemudian hari
bangsa mesir menjadi tolak ukur peradaban bagi seluruh bangsa di belahan bumi. Jika
kita mengenal peradaban Primitif maka menjadi suatu kepastian bangsa Mesir
merupakan pelopor perkembangan peradaban didunia.</span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="IN"> Jika pada era Primitif masyarakat masih
menerapakan pola hidup berpindah-pindah (<a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">Nomaden</a>) dari suatu tempat ke tempat
lainnya, kondisi ini terjadi akibat dari belum mengenalnya masyarakat akan pola produksi sumber daya alam (bercocok
tanam), sehingga masyarakat pada era tersebut hanya bisa memanfaatkan suber
daya yang sudah disediakan alam guna memenuhi kebutuhan hidupnya, dan pada
suatu kondisi sumber daya yang disediakan oleh alam mengalami kelangkaan, hal
ini memaksa masyarakat untuk dapat memutar otak guna memenuhi kebutuhannyaa,
berangkat dari pemenuhana kebutuhan yang mendasar masyarakat mulai belajar
untuk memproduksi sendiri kebutuhannya dan akhirnya masyarakat mulai mengenal
pola produksi bercocok tanam dengan cara yang sangat tradisional dalam usaha
pemenuhan kebutuhannya, perlahan mereka meninggalkan pola hidup berpindah dan mulai
menetap pada suatu daerah, Era ini merupakan masa transisi dari jaman Primitif
ke jaman Feodal, atau sering disebut era Tuan tanah dan budak. Jaman Feodal
sendiri ditandai dengan menghegemoninya kekuasaan tuan tanah terhadap mereka
yang notabenya masyarakat kelas bawah ( budak ), di jaman ini masyarakat telah
menguasai metode bercocok tanam dalam pengelolaan sumber daya alam. (penulis : galih susanto)</span></div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-90639584302752251762013-10-09T07:30:00.003-07:002013-10-09T07:41:53.961-07:00Jakarta apa kabarmu<div style="text-align: justify;">
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvkL84OpiNRUboeLCrYud45QzG3jVjwL5xh6WFlGaXXw5i-M3IM4wjkNTQEY_WNmfno71cCZX7ELj99EeTuPn4uveTXiIapXoMHZ8X8HWvtzO9jTvx_utsPsRvZDdZ7E-geTTY1h3qmQdu/s1600/21956583298-075752_banjirsemanggi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="jakarta apa kabarmu" border="0" height="317" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvkL84OpiNRUboeLCrYud45QzG3jVjwL5xh6WFlGaXXw5i-M3IM4wjkNTQEY_WNmfno71cCZX7ELj99EeTuPn4uveTXiIapXoMHZ8X8HWvtzO9jTvx_utsPsRvZDdZ7E-geTTY1h3qmQdu/s320/21956583298-075752_banjirsemanggi.jpg" title="jakarta" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Jakarta apa kabarmu</td></tr>
</tbody></table>
Tentu kita masih ingat bagaimana semangat pemprov DKI Jakarta, dimana Pemprov DKI pernah mencanangkan biaya kesehatan murah yang terjangkau bagi masyarkatnya, terutama bagi masyarakat yang kurang mampu. Semangat tersebut layaknya angin segar ditengah gurun nan gersang, semua masyarkat DKI Jakarta dengan antusiasnya menyambut agenda program tersebut. Bagai gayung bersambut, program untuk menciptkan biaya kesehatan yang terjangkau ( KJS ) mulai terealisasi pada tahun ini, namun pada penerapanya terdapat berbagai kendala. Mulai dari semrawutnya birokrasi untuk mendapatkan akses biaya kesehatan yang terjangkau, kualitas pelayanan bagi para penerima yang masih terkesan diskriminatif, sampai dengan tidak adanya kordinasi antar instansi yang bersangkutan. Kondisi tersebut berimbas pada mencuatnya berbagai macam isu di media masa maupun masyarakat terkait program tersebut (<a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank"> KJS</a> ).<br />
<a name='more'></a><br />
Banyak Rumah Sakit yang merupakan bagian ( patner kerja Pemprov dalam bidang kesehatan ) dari program biaya kesehatan murah, yang di prakarsai oleh Pemprov DKI mulai resah / mepertanyakan masa depannya terkait program itu tadi. Kondisi tersebut terjadi akibat belum dibayarkanya kewajiban Pemprov DKI Jakarta selaku penaggungjawab untuk melunasi sisa pembayaran subsidi biaya kesehatan kepada rumah sakit yang menjadi bagian dari program tersebut. Rumah Sakit yang pada awalnya mendukung agenda Pemprov tersebut lambat laun mulai memunculkan indikasi-indikasi ingin menarik diri dari bagian program Pemprov tersebut. Berdasarkan data statistik, hampir sebagian besar jumlah penduduk DKI Jakarta merupakan masyarakat dari golongan kelas <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">ekonomi menengah ke bawah</a>, hal ini dipertegas dengan kondisi yang ada dilapangan dengan banyaknya pengangguran, masih banyaknya generasi penerus bangsa yang tidak mampu menikmati dunia pendidikan formal ( SD, SMP, SMA ), premanisme, tingginya angka kriminalitas dan banyaknya pemukiman-pemukiman masyarakat yang tak layak huni maupun yang lainnya. Kemiskinan, rendahnya partisipasi pendidikan dan permasalahan kompleks lainnya seakan-akan telah menjadi suatu tontonan yang wajar bagi masyarakat ibukota, hanya segelintir orang yang peka akan kondisi tersebut dan mau untuk senantiasa memikirkan solusinya.<br />
Solusi maupun alternatif-alternatif penyelesaian masalah yang terjadi di ibukota merupakan suatu kewajiban bagi kita masyarkat yang masih berharap kota yang kita tinggali ini menjadi kota yang aman, tentram maupun makmur sejahtera. Beragam solusi dan alternatif mungkin telah di kemukakan oleh banyak orang, namun kembali lagi kepada realitas yang ada dalam masyarakat, dan ternyata kondisi yang terjadi tak jauh berbeda. Hal tersebut merupakan bukti bahwa konsep masyarakat makmur, aman dan sejahtera tak berguna jika tidak di imbangi dengan keseriusan, komitmen dan konsistensi dalam pelaksanaanya.</div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-5479265974357770452013-09-15T10:24:00.000-07:002013-09-15T10:24:00.424-07:00Orang miskin dilarang sekolah<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfJv2fT7a0Y6JLMcCn_38CVmKPvE0TbGKENhoA-HFKQ4hlHr24YdPfxJUCRsZ1gvEzBHI0AAEF7ix4ox1g7bMWJj0eDhtjNQDWytjV5zwCQy7GhUJYU7MRB0_00PRN3YJlGCiX61PV5KL6/s1600/Orang+Miskin+Dilarang+Sekolah_0.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="cermin pendidikan Indonesia" border="0" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfJv2fT7a0Y6JLMcCn_38CVmKPvE0TbGKENhoA-HFKQ4hlHr24YdPfxJUCRsZ1gvEzBHI0AAEF7ix4ox1g7bMWJj0eDhtjNQDWytjV5zwCQy7GhUJYU7MRB0_00PRN3YJlGCiX61PV5KL6/s320/Orang+Miskin+Dilarang+Sekolah_0.jpg" title="mahalnya pendidikan" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">galih susanto</td></tr>
</tbody></table>
<a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">Pendidikan</a>, sebuah jenis sampahkah, makanankah atau mungkin sebuah mahluk, dan mungkin hanya mereka yang senantiasa bersentuhan intim dengan istilah tersebut yang dapat menjelaskan makna dari pendidikan itu tadi, namun bagi mereka yang sama sekali tak pernah bersentuhan bahkan tak pernah <br />
<a name='more'></a>mengenal pendidikan, tak akan pernah sanggup membayangkan ataupun menggambarkan apa itu pendidikan. Pendidikan sendiri merupakan bekal awal bagi setiap insan manusia dalam mengarungi samudra kehidupan, dibilang demikian karena di dalam dimensi Pendidikan tersebut seorang insan manusia diperkenalkan dengan segala aspek kehidupan, yang pada akhirnya dalam pendidikan tersebut terlahirlah manusia yang sesuai hakekatnya, manusia yang dapat memanusiakan manusia yang lain, manusia yang memaknai proporsinya sebagai “<a href="http://sdju.blogspot.com/" target="_blank">mahluk sosial</a>”. <br />
Mengutip perkataan orang bijak “Pendidikan dapat melepaskan seorang manusia dari belenggu penindasan”, dari kalimat tersebut tergambarkan betapa pendidikan mempunyai tempat yang sangat penting di setiap aspek kehidupan seorang manusia, pendidikan seakan telah menjadi hak dasar yang harus dipenuhi oleh setiap insan manusia dimanapun ia berada, tanpa mengenal diskriminasi dalam proses mendapatkanya. Hal tersebut senada dengan yang diserukan oleh Konstitusi negara kita yakni UUD 1945, dimana sudah menjadi hak dasar yang melekat di setiap warga negara ini untuk dapat mengenyam pendidikan yang layak.<br />
Saat pendidikan ini telah menjadi suatu modal hidup bagi setiap insan manusia, pendidikan seakan-akan telah bertransformasi menjadi suatu kebutuhan yang mau tidak mau harus dipenuhi oleh setiap insan manusia, terlebih lagi jika kita mau untuk sedikit melihat kedalam kondisi kekinian dan kedisinian dalam konteks kehidupan sosial mayarakat, dimana tinggi rendahnya tingkat pendidikan( dalam hal ini pendidikan formal ) seseorang dapat mempengaruhi hajat hidupnya sebagai manusia. Jika dahulu dengan tingkat pendidikan yang rendah/dasar ( SD ) seorang manusia masih dapat bertahan dalam kehidupan sosial, namun di era yang moderen ini / era Globalisasi maka sudah menjadi kepastian bagi mereka yang hanya mempunyai background pendidikan rendah/dasar tidak akan mampu bertahan, dan pada akhirnya mereka terjerumus pada lembah penindasan. Berbicara penindasan selalu mesra dan erat kaitanya dengan “si kaya” dan “si miskin”, di mana si miskin mempunyai potensi yang besar untuk selalu “ditindas” dan si kaya mempunyai potensi yang besar juga untuk menjadi “penindas”, hubungan tindas dan menindas tersebut seakan satu jalur atau mempunyai suatu hubungan yang logis dengan tinggi rendanya tingkat pendidikan seorang insan manusia. Menguti juga kata-kata dari kerabat di ujung sana, bahwasanya “tingkat pendidikan yang rendah erat kaitanya dengan kemiskinan, dan tingkat pendidikan yang tinggi tak akan jauh dari kata seberapa besar modal (uang) yang anda punya ??”, dilematis namun itulah kenyataan, semangat yang tinggi untuk dapat mencapai pendidikan yang setinggi-tingginya terkadang terkendala hanya setitik batu sandungan yang sering kita sebut “MODAL”, naif namun itulah yang terjadi, dan apa mau dikata si miskin hanya bisa menangis dalam kesendirianya, menangisi kondisi yang tak seharusnya ia rasakan. Hingga pada suatu kondisi, si miskin dengan basic pendidikan yang rendah tak akan mampu naik kasta dan akan selalu ditindas hanya karena satu kata yang tak ia miliki yakni “<a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">Modal</a>”, dan akhirnya timbul pertanyaan apakah memang orang miskin tak layak untuk mengenyam pendidikan formal ?. (penulis : Galih Susanto)</div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-35523794260617779362013-08-28T20:28:00.000-07:002013-08-28T20:31:34.766-07:00Sajak kehidupan<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge7q7LZkV3pf0KtZeHhqDuuyae7H4orTCzp8PkMIANPGqFYEE0PkbFzERSwbeooWNUsvie86YHuUgWi5mRzEVm1eG6odMNwunjsOBVWb5eB08mzPsZyaYjECVNqDnFu-eIt2_bxfuR-uAt/s1600/cahaya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="sajak kehidupan" border="0" height="272" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge7q7LZkV3pf0KtZeHhqDuuyae7H4orTCzp8PkMIANPGqFYEE0PkbFzERSwbeooWNUsvie86YHuUgWi5mRzEVm1eG6odMNwunjsOBVWb5eB08mzPsZyaYjECVNqDnFu-eIt2_bxfuR-uAt/s400/cahaya.jpg" title="cahaya" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">galih picture</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<b>Jika aku tersesat</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>biarkan aku tersesat</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>karena didalam ketersesatan.ku</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>ku temukan arti kehidupan</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>karena ketersesatan.ku</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>aku dapat mengejawantahkan apa itu aku,kau dan kalian</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>dan jangan pernah bangunkan aku dalam <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">ketersesatan</a> ini</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><br /></b></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL8HUlSfcFp_rWxGLCjaKuL71gn_t-KhiZLnpg7bZXIYO5KPIGFq_j0Ezkuk7VI0kk7rqQ52Oqfdx-pjcdDoHlo7jo-RsGawW5Agb12DQgg4nCfclwGnQOkMLzNXBSJCDZL1GJWiVKWGSN/s1600/sumber-energi-cahaya.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="sajak kehidupan" border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL8HUlSfcFp_rWxGLCjaKuL71gn_t-KhiZLnpg7bZXIYO5KPIGFq_j0Ezkuk7VI0kk7rqQ52Oqfdx-pjcdDoHlo7jo-RsGawW5Agb12DQgg4nCfclwGnQOkMLzNXBSJCDZL1GJWiVKWGSN/s400/sumber-energi-cahaya.jpg" title="cahaya" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">cahaya kehidupan</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-40300049268129504192013-08-01T08:45:00.002-07:002013-08-01T08:48:20.979-07:00sajak jalanan <br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg7qrd4QyunvrdedkMKkKc4cBC7vnX8ZrF54RKdG5Ior2ATPPVNbmU5IJRUIpln_Bvpt2ihEZQVoqMm9FzOpURt8WQ7tOkCm3SJZScOYKWAGIpC_W0ndiwdVWwHRz5uJYWToOCt41Au6NY/s1600/perjuangan-dimulai.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="sajak perjuangan" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhg7qrd4QyunvrdedkMKkKc4cBC7vnX8ZrF54RKdG5Ior2ATPPVNbmU5IJRUIpln_Bvpt2ihEZQVoqMm9FzOpURt8WQ7tOkCm3SJZScOYKWAGIpC_W0ndiwdVWwHRz5uJYWToOCt41Au6NY/s320/perjuangan-dimulai.jpg" title="perjuangan" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><a href="http://galih-aja1.blogspot.com/">http://galih-aja1.blogspot.com/</a></td></tr>
</tbody></table>
Terkadang. . . . . <br />
Jalan ini terasa begitu dilematis<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Kadang senyum<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Tawa. . . .<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Juga deraian tangisan jiwa yang kurasakan<br />
Namun<br />
Dijalan inilah aku memulai<br />
ku mulai semua<br />
Kurangkai sebuah impian<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Mimpi yang terkesan utopis<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Biar orang menertaiwaiku<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Biar orang menghujatku<br />
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Biarkan juga orang menganggapku gila<br />
Namun mahluk ini tetap tegak berdiri<br />
Berdiri, berdiri dan terus berdiri<br />
Bagai karang yang menantang ombak<br />
<br />
<br />galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-42711520811734806392013-07-25T12:16:00.001-07:002013-07-25T12:16:10.152-07:00Sajak untuk ibu<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggsxFXhRozaFfwwvZU6AqGxXbXyBCZR1a6UJRNGLXIlVIKAonI9cxuqgh0-v1O63H_odhAV9_RX2OdS0NRuMCcRkHGES3XPbY9figjgkdxUxb_os3jd5AYcSoxPCF-mLFrr30S3-n9wFhA/s1600/12.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="galih susanto" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggsxFXhRozaFfwwvZU6AqGxXbXyBCZR1a6UJRNGLXIlVIKAonI9cxuqgh0-v1O63H_odhAV9_RX2OdS0NRuMCcRkHGES3XPbY9figjgkdxUxb_os3jd5AYcSoxPCF-mLFrr30S3-n9wFhA/s320/12.jpg" title="galih" width="274" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<a name='more'></a><i><span lang="IN">Disudut
langit<o:p></o:p></span></i><br />
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN">Dibalik
bintang itu<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN">Dia
memperhatikan<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN">Dia
mengamatik.ku<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN"> Entah senyum<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN"> Atau mungkin tangis<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN"> Yang beliau rasakan<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN"> Dan manusia ini hanya terpaku<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<i><span lang="IN"> Terdiam layaknya
raga tak berjiwa<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<i><span lang="IN"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN">Terdiam
hanyut larut<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN">Hanyut
akan rasa penyesalan<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN">Rasa
akan pemeberontakan atas kuasa Ilahi<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN">Ilahi
yang telah meminta kembali harta yang begitu berarti<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN"> Pada akhirnya hanya sesak yang
terasa<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN"> Hanya kesediahan dan penenyesalan<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN"> Yang selalu terasa dalam diri
ini<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN"> Dan rasa ini,sesak ini <o:p></o:p></span></i></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<i><span lang="IN"> Akan abadi bersama penyesalan yang tak
berujung<o:p></o:p></span></i></div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-32868938122640114632013-07-12T11:44:00.003-07:002013-08-28T20:29:08.332-07:00penyesalan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipEhnbKGWsocvvrcgKpKVaX1e1pCqJuSHQKK6LwXTXg_urUM8LfcTAyERWat565fFvnLzwJC8pPHReGFJqeUpklQXFk3KKYu5uocDzVgQ0y-smDhiLkF5h7OKc50DlGY_L52bHx4QqtsSc/s1600/Photo0132.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="galih susanto" border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipEhnbKGWsocvvrcgKpKVaX1e1pCqJuSHQKK6LwXTXg_urUM8LfcTAyERWat565fFvnLzwJC8pPHReGFJqeUpklQXFk3KKYu5uocDzVgQ0y-smDhiLkF5h7OKc50DlGY_L52bHx4QqtsSc/s400/Photo0132.jpg" title="galih" width="400" /></a></div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Nama saya Galih Susanto, orang biasa memanggil saya galih. Kustatimah itu nama ibu saya, orang terpenting ke 2 setelah tuhan bagi saya, karena beliaulah saya eksis di dunia ini, ibu saya merupakan teladan bagi saya, penyesalan terbesar saya adalah belum sempat membuat ibu saya bangga dan membuat beliau bahagia, walupun ibu saya telah wafat namun beliua ada disetiap hembusan nafas.ku, beliu masih hidup didalam akal bikiran ini., Terimakasih ibu atas semua yang telah engkau berikan pada.ku. Bagi saya musuh paling menakutkan adalah diri saya sendiri, dan sampai sekarang saya masih percaya bahwa tuhan yang menggariskan, manusialah yang menentukan</div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-52003824151643437282013-07-10T13:16:00.001-07:002013-07-10T13:17:39.198-07:00Hegemoni industrialisasi <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhipW0YoNNA7B-jdZN78-HyQFNWTGj8gkkuxbQJ_-QdIXAEP75YtkF4o1rVvYh2zcbhpselDjgLZOvaiy6BUsI_oEQgYhFG0KgQVE15jSgmEr05avtCTKiaHKhWgfsei-DZPluSd_sC41MM/s1600/Industrialisasi+Telah+Alih+Fungsi+Lahan+Hutan+di+Karawang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="industrilisasi" border="0" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhipW0YoNNA7B-jdZN78-HyQFNWTGj8gkkuxbQJ_-QdIXAEP75YtkF4o1rVvYh2zcbhpselDjgLZOvaiy6BUsI_oEQgYhFG0KgQVE15jSgmEr05avtCTKiaHKhWgfsei-DZPluSd_sC41MM/s320/Industrialisasi+Telah+Alih+Fungsi+Lahan+Hutan+di+Karawang.jpg" title="industri" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">epistimologi</a> Industrialisasi berasal dari suku kata dasar yakni industri, yang pada awalnya mulai terdengar eksistensinya sekitar abad ke-18, dengan meletusnya peristiwa revolusi industri di Perancis, dan selanjutnya menyebar hampir ke seluruh negara di belah dunia. Industrialisasi sendiri dapat dimanifestasikan </div>
<a name='more'></a>sebagai proses berpindahnya pola kelola sumber daya alam yang dahulunya masih tradisional yakni masih menggunakan tenaga mekanis (manusia) menuju kepada pengolahan yang lebih moderen yakni menggunakan teknologi dan mesin pada proses pengolahan sumber daya alam itu tadi. Industrialisasi muncul ke permukaan dengan membawa semangat evisiensi & <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">efektifatas</a> demi memenuhi kebutuhan manusia yang kian hari kian berfariasi, sedangkan sumber daya yang ada jumlahnya terbatas. Industrialisasi atau yang kini lebih dikenal dengan usaha padat modal, pada hakekatnya seperti sebuah “mata pisau”, ia membawa dua kutub yakni kutub positif dan negatif. Telah kita ketahui bersama bahwasanya setiap usaha padat modal akan berakibat pada semakin sedikitnya pemakaian tenaga kerja pada proses usahanya, namun dilain sisi usaha padat modal menjanjikan kepada masyarakat evisiensi & evektifitas.<br />
<div style="text-align: justify;">
Arus hegemoni industrialisasi kian hari kian terasa deras, kondisi ini tercermin jika kita mau melihat kondisi sosial dalam masyarakat kita, bagaimana tidak, jika kita mau melihat ke belakang, kita kembali ke masa 50 tahun yang telah lalu, maka kita akan menemukan bagaimana negara ini merupakan negara agraris, negara yang dalam pengolahan sumber daya alamnya dilakukan dengan sangat bijkasana, namun beda dulu beda sekarang dan inilah yang terjadi. Industrialisasi telah merubah muka negara ini dari yang dahulu negara agraris menjadi negara industri, ini terlihat dengan semakin menjamurnya industri-industri yang berkembang pesat, dan semakin sedikitnya lahan-lahan pertanian. Kondisi yang demikian, terasa cukup memperihatinkan melihat potensi alam di negara ini yang begitu melimpahnya, namun perekonomian di negara ini hanya terfokus dalam bidang industri yang jelas-jelas membawa dampak negatif yang tidak sedikit dalam proses maupun outputnya. Sedikit pengetahuan yang nantinya menjadi reverensi kita dalam menanggapi fenomena tersebut, jika kita mau melihat jauh ke belakang asal muasal industrialisasi ini muncul yakni bermula di negara-negara yang terletak di benua Eropa maupun Amerika. Industrialisasi ini tumbuh begitu suburnya di Eropa maupun Amerika, kondisi tersebut terjadi dikarenakan beberapa faktor, dan salah satunya yakni letak gegografis negara-negara tersebut yang jauh dari garis katulistiwa, dimana jauh/dekatnya letak garis katulistiwa sangat berperan dalam mempengaruhi kualitas sumber daya alamnya, hal tersebut berdampak pada rendahya sumber daya alam yang mereka miliki, oleh karena itu indsutrialisasi menjadi alternatif guna memenuhi kebutuhan masyarakatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Namun jika kita sandingakan dengan konteks di negara ini, maka industrialisasi bukan menjadi alternatif yang strategis melihat potensi sumber daya alam kita yang sangat melimpah, terlebih lagi perubahan pola produksi yang dibawa oleh Industrialisasi itu sediri, berperan banyak dengan semakin banyaknya tingkat pengangguran, dan kondisi tersebut bukannya suatu penistaan akan dampak positif yang di bawa proses Industrialisasi, namun merupakan suatu dampak logis dari proses Industrilaisasi yang lebih menekankan proses produksi padat modal dari pada proses produksi padat karya. Memeang Industrialisasi ini sudah menjadi suatu fase yang tak akan pernah dapat kita bendung dalam prosesnya, namun industrilaisasi ini tadi sudah seyogyanya tidak dijadikan prioritas utama dalam pengolahan sumber daya alam, terlebih dalam prosesnya, industrilaisasi membawa sekian banya implikasi negatif dalam banyak konteks, baik itu lingkungan, sosial maupun yang lainnya. Ketika industrialisasi ini telah menghegemoni hampir seluruh negara dibelahan bumi ini, muncul berbagai keresahan-keresahan dalam masyarakat. Walaupun industrialisasi membawa aspek positif namun kondisi tersebut tak lantas memberangus keresahan yang telah lama tertanam dalam benak masyarakat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-43491510678731312192013-07-08T07:24:00.002-07:002013-07-08T07:24:29.473-07:00Hakaekat Manusia<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3JPGeuCHD9N0FuVJrGwAwLp3ZW4iosrZAu_bILGEyzDjvZbnS3GXK4cTgj-AapWCQBTN-unZY1Gq0jf-XAOV55A6VHIfWWzIIu3i-i9VEWYYIwVfO-uRjYEf4lyXJHP-U3sV5PnObHqj6/s1600/bagan-unsur-roh.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="hakekat manusia" border="0" height="293" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3JPGeuCHD9N0FuVJrGwAwLp3ZW4iosrZAu_bILGEyzDjvZbnS3GXK4cTgj-AapWCQBTN-unZY1Gq0jf-XAOV55A6VHIfWWzIIu3i-i9VEWYYIwVfO-uRjYEf4lyXJHP-U3sV5PnObHqj6/s320/bagan-unsur-roh.jpg" title="apa itu manusia" width="320" /></a></div>
Berdasarkan beberapa teori tentang asal mula manusia,<a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank"> manusia</a> digolongkan ke dalam homo sapien, atau yang sering kali disebut hewan yang dapat berfikir. Secara garis besar, anatomi tubuh manusia memang tak jauh berbeda dengan hewan, begitu pula dengan teori perumbuhan dan perkembangan dimana manusia dan hewan juga mengalami fase tersebut, namun ada satu hal prinsip yang menjadikan pembeda antara manusia dan hewan, yakni “akal fikiran”. Jika manusia mempunyai akal fikiran itu tadi, namun tidak sebaliknya dengan hewan ia tak memiliki. Keistimewaan yang dimiliki manusia yakni akal fikiran berfungsi membantu manusia dalam memecahkan berbagai permasalahanya yang sangat kompleks, akal fikiran ini juga berperan penting dalam usaha manusia menciptakan peradaban yang lebih baik.<br />
<a name='more'></a><br />
<div align="center">
<table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: none; margin-left: 18.9pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-yfti-tbllook: 1184;">
<tbody>
<tr style="height: 16.15pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td style="border: solid windowtext 1.0pt; height: 16.15pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 108.4pt;" valign="top" width="145">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span lang="IN">Sifat<o:p></o:p></span></b></div>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 16.15pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 111.3pt;" valign="top" width="148">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span lang="IN">Manusia<o:p></o:p></span></b></div>
</td>
<td style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 16.15pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 122.85pt;" valign="top" width="164">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span lang="IN">Hewan<o:p></o:p></span></b></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 108.4pt;" valign="top" width="145">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span lang="IN">Tumbuh<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 111.3pt;" valign="top" width="148">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span lang="IN">Ya<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 122.85pt;" valign="top" width="164">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span lang="IN">Ya<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 108.4pt;" valign="top" width="145">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span lang="IN">Berkembang<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 111.3pt;" valign="top" width="148">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span lang="IN">Ya<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 122.85pt;" valign="top" width="164">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span lang="IN">Ya<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 108.4pt;" valign="top" width="145">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span lang="IN">Bergerak<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 111.3pt;" valign="top" width="148">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span lang="IN">Ya<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 122.85pt;" valign="top" width="164">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span lang="IN">Ya<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
<tr>
<td style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 108.4pt;" valign="top" width="145">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span lang="IN">Berfikir<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 111.3pt;" valign="top" width="148">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span lang="IN">Ya<o:p></o:p></span></div>
</td>
<td style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 122.85pt;" valign="top" width="164">
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span lang="IN">Tidak<o:p></o:p></span></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<br />
Akal fikiran yang dimiliki manusia berperan pentin dalam sejarah perkembangan manusia itu sendiri, bagaimana tidak, dahulu ketika manusia masih hidup di zaman primitif, mereka hidup hanya dengan mengandalkan persediaan makanan yang telah tersedia di alam, dan ketika persediaan itu tadi telah habis maka manusia itu tadi akan berpindah ke tempat yang lain untuk mencari makanan, dan itu dilakukan secara terus-menerus. Namun seiring berjalannya zaman ternyata manusia di zaman primitif menemukan suatu permasalahan yakni persediaan makanan yang tersedia di alam makin hari makin sedikit, ketika itu pula manusia berfikir dengan menggunakan akal fikiranya guna menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi, dan akhirnya manusia pada waktu itu menemukan pola bercocok tanam sebagai solusi atas permasalahan yang mereka hadapi, dan akhirnya terjadi perubahan pola dalam kehidupanya, jika dahulu berpindah-pindah dan akhirnya menjadi menetap pada satu tempat. Namun kondisi ini akan berbeda dengan prilaku yang ditunjukan oleh hewan dimana mereka tidak memiliki akal fikiran, sudah dari <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">zaman primitif</a>, hewan akan selalu melakukan tindakan yang sama yakni memakan-makanan yang sama, juga melakukan tindakan yang sama, tanpa adanya suatu inovasi dalam perkembanganya dari zaman primitif sampai era pra-moderen sekarang ini. Dan jikaupun terjadi perubahan dalam polanya,perubahan pola tersebut tak pernah lebih dari naluri alamiah yang dimiliki oleh hewan itu tadi dalam menjaga eksistensinya dan bukan merupakan produk dari hasil pemikiran hewan itu tadi.<br />
<div>
<br /></div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-36343553444340872022013-06-18T03:58:00.001-07:002013-06-18T03:58:16.525-07:00Distribusi kekuasaan hanya untuk kaum elite<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIHOnjyWhGaviiMIU_Hgkc0mFo8g6saQDiKNQvo4oGgOFpFIMU1xhxbwYo-5dSaO3LQWUIl72fA1zVA9Fwh6S6YdizlTvU0twbG8Zmuc23CkDx__jygM-RkNiEMJDybmwzjTJ-zS_24T-z/s1600/318721_3020078965624.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="galih dan kekuasaan" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIHOnjyWhGaviiMIU_Hgkc0mFo8g6saQDiKNQvo4oGgOFpFIMU1xhxbwYo-5dSaO3LQWUIl72fA1zVA9Fwh6S6YdizlTvU0twbG8Zmuc23CkDx__jygM-RkNiEMJDybmwzjTJ-zS_24T-z/s320/318721_3020078965624.jpg" title="galih" width="240" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak meratanya distribusi kekuasaan merupakan salah satu penyebab munculnya kesenjangan sosial dalam masyarakat, efek terhadap segi ekonomi dapat dirasakan dengan semakin banyaknya kelas-kelas masyarakat ekonomi bawah yang bermunculan dalam kehidupan social. Menelisik lebih mendalam mengapa distribusi kekuasaan ini tidak merata, mungkin kita akan menemukan berbagai penyebabnya, dan dalam pencarian itu kita akan menemukan factor <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">pendidikan</a> sebagai penyebab utama dalam menciptakan kondisi tersebut. Kita ketahui bersama bahwasanya mereka-mereka golongan penguasa merupakan orang-orang yang secara basic pendidikan dapat dibilang mumpuni, karena berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi. Kondisi yang sebaliknya terjadi pada obyek kekuasan, dimana secara basic pendidikan yang mereka miliki sangat kontras dengan golongan penguasa.</div>
<a name='more'></a><br />Permasalahan yang menjadi sumber tidak meratanya distibusi kekuasaan tak peranah lepas dari permasalahan kesempatan dalam memperoleh pendidikan. Ketika pendidikan menjadi modal utama manusia dalam mengarungi samudra kehidupan telah bertransformasi menjadi suatu komoditi yang penuh dengan muatan-muatan komersialisasi, maka menjadi sebuah ketentuan dimana dibutuhkan “pengorbanan ekstra” guna mendapatkanya. <br />Pengorbanan ekstra itu tadi dapat diartikan sebagi “harga yang harus dibayarakan” ketika seseorang ingin menikmati betapa nikmatnya pendidikan, maka ketentuan cara mainnya pun telah lama diketahui, yakni siapa yang mempunyai modal maka ia lah yang berkesempatan menikmati pendidikan (mereka yang bermodal tentunya berasal dari golongan penguasa), dan bagi mereka yang tidak mempunyai modal guna membayar harga tersebut maka tidak mempunyai kesempatan guna mengenyam pendidikan (golongan yang menjadi obyek kekuasaan), dan selamanya akan menjadi kaum yang dikuasai (dalam bahasa kasarnya “pembatu selamanya akan menjadi pembantu tidak mungkin menjadi majikan”), <br />Kesempatan mengenyam pendidikan yang harus dibeli dengan harga yang tak pernah mampu dibayar oleh kaum bawah merupakan kondisi awal yang memuluskan praktik-praktik kaum penguasa yang ingin meligitimasi kekuasaanya, dan merupakan penjelasan kenapa distribusi kekuasaan tak pernah sampai ke ranahan masyarakat kelas bawah (kelas subordinasi). Kondisi pendidikan yang penuh dengan nilai-nilai komersial dalam usaha memperolehnya menjadi pengahambat utama dalam usaha mencapai pemerataan distribusi kekuasaan ke semua element masayarakat, kondisi diatas juga menggambarkan betapa pentingnya peran pendidikan dalam usaha menciptakan distribusi kekuasaan yang merata guna menghilangkan kesenjangan sosial dalam masyarakat. Namun menjadi kondisi yang cukup dilematis ketika pendidikan yang pada dasarnya menjadi garda terdepan bagi setiap insan manusia guna mencapai kehidupan yang lebih baik, telah menjadi sesuatu yang mutlak dimiliki seglintir golongan penguasa, yang tentunya berjumlah lebih sedikit jika dibandingkan dengan mereka yang dikuasai. Maka sampai kapan masyarakat tanpa kelas social yakni masyarakat yang makmur,tentrem,gemah ripah loh jinawi akan terwujud, jika kondisi tersebut terus terjadi dan terkesan dijaga keberlangsunganya tanpa ada usaha-usaha merubah ke kondisi yang lebih pro akan masyarakat kelas bawah. Sudah waktunya kita sebagai masyarakat tanpa terkecuali dapat menikmati hak kita, yakni hak untuk memperoleh pendidikan yang layak, karena semua itu telah tertuang dalam konstitusi Negara kita ini, sehingga distribusi kekuasaan tidak selamanya menjadi monopoli kaum bermodal.<br /><br />galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-89919751934622355352013-06-08T02:54:00.000-07:002013-06-08T03:01:53.359-07:00Kenaikan harga BBM mencedrai rakyat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table align="left" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="border-collapse: collapse; margin-left: 6.75pt; margin-right: 6.75pt; mso-padding-alt: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-table-anchor-horizontal: margin; mso-table-anchor-vertical: page; mso-table-left: left; mso-table-lspace: 9.0pt; mso-table-rspace: 9.0pt; mso-table-top: 173.3pt; mso-yfti-tbllook: 1184; width: 446px;">
<tbody>
<tr style="height: 15.0pt; mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0;">
<td nowrap="" style="border: solid windowtext 1.0pt; height: 15.0pt; mso-border-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 65.5pt;" width="87"><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b>Jenis BBM <o:p></o:p></b></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 15.0pt; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 135.05pt;" width="180"><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b>Harga sebelum kenaikan<o:p></o:p></b></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-left: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 15.0pt; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-top-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 134.25pt;" width="179"><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<b>Harga setelah kenaikan<o:p></o:p></b></div>
</td>
</tr>
<tr style="height: 15.0pt; mso-yfti-irow: 1;">
<td nowrap="" style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 15.0pt; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 65.5pt;" valign="bottom" width="87"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Premium<o:p></o:p></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 15.0pt; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 135.05pt;" width="180"><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
Rp 4.500,00 <o:p></o:p></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 15.0pt; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 134.25pt;" width="179"><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
Rp 6.500,00 <o:p></o:p></div>
</td>
</tr>
<tr style="height: 15.0pt; mso-yfti-irow: 2; mso-yfti-lastrow: yes;">
<td nowrap="" style="border-top: none; border: solid windowtext 1.0pt; height: 15.0pt; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-left-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 65.5pt;" valign="bottom" width="87"><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;">
Solar<o:p></o:p></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 15.0pt; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 135.05pt;" width="180"><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
Rp 4.500,00 <o:p></o:p></div>
</td>
<td nowrap="" style="border-bottom: solid windowtext 1.0pt; border-left: none; border-right: solid windowtext 1.0pt; border-top: none; height: 15.0pt; mso-border-bottom-alt: solid windowtext .5pt; mso-border-right-alt: solid windowtext .5pt; padding: 0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; width: 134.25pt;" width="179"><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
Rp 5.500,00 <o:p></o:p></div>
</td>
</tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Kenaikan harga BBM = rakyat di korbankan untuk menyelamatakan APBN. Desas-desus kenaikan harga BBM bersubsidi yang ditakuti oleh masyarakat kini menjadi kenyataan, setelah Pemerintah</div>
<a name='more'></a>dan Dewan Perwakilan Rakyat (<a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2013/05/negara-dalam-perspektif-kemanusiaan.html" target="_blank">DPR</a>) yang terhormat telah mengambil keputusan yakni sepakat untuk menaikan harga komoditi tersebut, walupun gelombang pro dan kontra makin hari makin membesar, baik itu dikalangan masyarakat bawah mupun dikalang atas, tapi apa daya nota kesepakatan telah dihasilkan, dan akhirnya kenaikan harga BBM bersubsidi tidak dapat dielakan lagi dan tinggal menunggu tanggal untuk direalisasikan. Seperti keluar dari kandang singa lalu masuk ke kandang harimau, kondisi ini lah yang kini terjadi di masyarakat negara ini. Masih segar dalam otak kita bagaimana tersiksa dan menderitanya masyarakat kita dikala masa penjajahan, dan sepertinya kondisi tersebut tak akan jauh berbeda dengan masa yang sekarang terjadi dan masih belum akan berakhir dalam waktu yang singkat, yang menjadi pembeda masa pejajahan dengan masa sekarang adalah pelakunya, jika dahulu pelakunya adalah bangsa lain tetapi pelaku di masa sekarang adalah bangsa kita sendiri.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN9ELwSlqeT_p22IPXaRnZhklamYMLJzUEHh2aRU59ZURd9aNhjYws7rGDIqQF47MTpJxOqK5vHaak1t47Cl2A7nnQ8_JwRgYEj04tjCX_5Lh-QKafi0rskgz_ci3xahbrcupOorJewTy2/s1600/images+%25282%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="BBM naik rakyat sengsara" border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN9ELwSlqeT_p22IPXaRnZhklamYMLJzUEHh2aRU59ZURd9aNhjYws7rGDIqQF47MTpJxOqK5vHaak1t47Cl2A7nnQ8_JwRgYEj04tjCX_5Lh-QKafi0rskgz_ci3xahbrcupOorJewTy2/s320/images+%25282%2529.jpg" title="BBM naik" width="320" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Mencermati lebih mendalam kebijakan Pemerintah untuk menaikan harga BBM bersubsidi tentunya memawa sejumlah implikasi, baik itu positi maupun negatif. Benar memang ketika Pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi maka negara dapat menghemat sedikit banyak anggaran dalam APBN, dan penghematan itu tadi dapat dialokasikan ke sektor yang lain, dengan catatan pengalokasian dana tersebut benar-benar dilakukan dengan memegang erat prinsip transparansi publik, bukanya di alokasikan ke “kantong pejabat” secara proporsional . Tapi tidak menjadi pembenaran juga ketika alasan “mengurangi beban subsidi yang sudah terlalu memberatakan <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2013/06/pemuda-dalam-dialog.html" target="_blank">APBN</a>” ini, untuk menaikan harga BBM bersubsidi, lalu kesejahteraan dan kemakmuran rakyat menjadi taruhanya. Telah menjadi rahasia publik ketika harga BBM ini naik maka akan berimbas pada semua sektor, baik itu pangan, trasportasi, pendidikan dan kesehatan. Dengan data di lapangan yang menyebutkan bahwa tingkat kesejateraan dan kemakmuran masyarakat di negara ini yang masih tergolong sangat minim atau dibawah standard, maka implikasi yang dibawa oleh kenaikan harga BBM bersubsidi ini sudah dapat ditebak, terlebih lagi BBM bersubsidi telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat dalam menjalanka roda perekonomianya. Kelaparan, kemiskinan dan pengangguran menjadi harga yang harus dibayar atas kenaikan harga BBM bersubsidi. Ketika kondisi itu benar-benar terjadi maka Pemerintah dalam hal ini pengelola negara telah melanggar Konstitusi, karena sudah seharusnya Negara memberikan kesejahteraan dan kemakmuran serta rasa aman bagi seluruh element masyarakat, bukan malah membawa masyarakat ke dalam lubang kemiskinan yang tak manusiawi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-22274847530661716282013-06-05T04:21:00.004-07:002013-06-05T04:22:28.722-07:00Pemuda dalam dialog<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<b>Seklumit kisah dari suatu negara yang terletak di ujung galaksi, kita sebut saja negara tersebut dengan inisal “ Indonesia “. Di sebuah warkop diujung jalan terdapat 2 sosok masyarakat yang tengah asik berbincang-bincang, kita sebut saja mereka “si tolol” dan “si goblok”.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tolol</b> : lu tau ga blok kondisi terkini bangsa kita ??</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Goblok</b> : ah elu lol, sok-sokan mikirin negara, negara aja kaga mikirin elu. Mending mikirin gemana dapetin cewe yang cakep,semok tapi kaga matre, heheheeeee</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tolo</b>l : kalo itu mah elu, otak kok yang ada Cuma cewe doang. Kita tu sebagai generasi muda harus peka ama kondisi bangsa dan negara, kalo yang muda kaga peka, terus siapa yang megang peran agen of change,social control ??? masa ia lu mau negara kita gulung tikara kayak pedangan kaki lima di st.Tebet.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">Goblok</a></b> : Et dah lol, kata-kata elu berat, kaga seberat badan elu. Lu liat aja badan udah kurus kering kayak kerangka motor kaga pake fering, masih aja sok-sokan mikirin negara, mending lu pikirin gemana gemukin bandan, biar kaga dibilang kurang gizi kayak orang papua pedalaman, heheheee<br />
<a name='more'></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyi0ams-67liFou9GxBIcP-HMTgWjRsbQWPaYqHinBbUES2ghi6Gq8nz3h88QGM8ZVOYH-x-oTfKTLJHzPXW2DLtOUb6vxMjntsV111BZZvi0tkFfpT_tbfJc6fTRUojB25CWU2aZgvAuK/s1600/images+(3).jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="perjuangan belum berakhir" border="0" height="219" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgyi0ams-67liFou9GxBIcP-HMTgWjRsbQWPaYqHinBbUES2ghi6Gq8nz3h88QGM8ZVOYH-x-oTfKTLJHzPXW2DLtOUb6vxMjntsV111BZZvi0tkFfpT_tbfJc6fTRUojB25CWU2aZgvAuK/s320/images+(3).jpg" title="pejuangan" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tolol</b> : gue mah rela lol, biar badan gue kurus kering begini, yang penting akal fikiran gue sehat. Jadi gue bisa ngontrol kondisi negara yang lagi carut-marut gini. Lu liat aja di media-media , diamana-mana korupsi,suap,pejabat prilakunya kayak “hewan”. Gemana negara kita mau maju kalo pejabat negara kayak gitu,sementara masyarakat diem aja ngliat kondisi kayak gitu, masa ia negara kita harus dijajah lagi biar semua masyarakat sadar kalo ada masalah yang sangat prinsip dalam negara ini ????</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Goblok</b> : aduh lol, pala gue mau pecah ndengerin lu ngomong, udah kayak pejabat tinggi aja bahasa yang lu pake. Lu ngaca lah lol gemana tingkah laku lu, gue kan tau lu siapa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tolo</b>l : ok blok, gue emang dulu kaga bener, gue akuin itu semua. Tapi beda dulu beda sekarang, sekarang ane udah tercerahkan, ane kaga rela aja ni negara yang dulu di perjuangin ama pahlawan-pahlawan kita macem Ir.Soekarno,Moh.Hatta dan kawan-kawan, di rusak ama oknum pejabat negara yang kelakuannya kayak “binatang”</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Goblok</b> : ea kalo pejabat yang kayak gitu kan udah ada aparat penegak hukum lol, serahin semua ama aparat lah. Jadi lu kaga usah puyeng-puyeng mikirin, mendingan kita mikirin gemana malem minggu depan mw jalan ama siapa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tolol</b> : Asal lu tau blok, aparat penegak hukum sekarang tu pura-pura buta,tuli ama bisu. Liat aja kasus BLBI,Century ama Hambalang, tu kasus kaga terbongkar-bongkar padahal semuanya udah jelas dan gamblang siapa aja yang salah, tapi tetep aja kaga kelar-kelar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Goblok</b> : ea mungkin aparat juga lagi sibuk kali, jadi belum diurus lagi</div>
<div style="text-align: justify;">
Tolol : ia emang lagi sibuk, sibuk gemana caranya nyari duit haram buat bini mereka yang jumlahnya banyak. Hahaaa</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Goblok</b> : lah terus gemane menurut lu lol ??</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Tolol</b> : ia kita sebagai generasi muda harusnya peka ama kondisi bangsa, kita jalanin peran kita sebagai agent of change ama social control, biar kalo ada oknum penjabat yang mau ngrusak negara kita bisa nyegah itu. Kita sebagai generasi muda juga harus bersatu memerangi itu semua blok, kan sesuai ama slogan nenekmoyang kita “ bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh”</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Goblok</b> : owwwwhhhhhhhhh gitu lol, kalo gitu gue sepakat dah ama elu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-74879161539348778522013-05-26T10:20:00.001-07:002013-05-26T10:24:11.520-07:00Negara dalam perspektif kemanusiaan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1xNtC9A6epuyLDAwDQ35yNnOYrjiBTaBV7YzgDpF4WdWhMPvuDeKli1jWspaGfovY9trQzclnaxWlsEjx6bc2IyUIXK64hcDIuT4jFcx_8btIlikWwhLHI7qxcdO6Ei1K-XWD4oejAIU1/s1600/peru.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="negara galih" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1xNtC9A6epuyLDAwDQ35yNnOYrjiBTaBV7YzgDpF4WdWhMPvuDeKli1jWspaGfovY9trQzclnaxWlsEjx6bc2IyUIXK64hcDIuT4jFcx_8btIlikWwhLHI7qxcdO6Ei1K-XWD4oejAIU1/s320/peru.jpg" title="galih" width="226" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Negara, negara merupakan suatu bentuk alienasi masyarakat dalam suatu wilayah tertentu yang secara mendasar membutuhkan beberapa syarat dalam pembentukanya. Dalam beberapa teoripun dikemukakan bahwa terbentuknya negara harus memenuhi syarat-syarat tertentu, dimana ada 3 syarat mutlak yang harus dipenuhi, yakni</div>
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
adanya masyarakat,wilayah maupun pemerintah yang berdaulat. Terlepas dari ada atau tidaknya pengakuan dari dunia internasional akan keberadaan negara tersebut. Ketika negara dalam hal ini telah terbentuk maka negara telah bertransformasi menjadi sebuah lembaga yang kerja-kerjanya mensejahterakan masyarakat dan membawa masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik. <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/09/marhaenisme.html" target="_blank">Fungsi negara </a>yakni mensejahterakan dan menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakatnya, kondisi tersebut berimbas dengan munculnya hubungan tarik menarik antara masyarakat dengan kondisi perekonomian, pembangunan maupun terepenuhinya kebutuhan dasarnya ( <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/10/ketika-pendidikan-dianak-tirikan.html" target="_blank">pendidikan</a>, kesehatan maupun pangan). Berbicara negara, maka kita tak akan pernah mampu melepaskan masyarakat dalam pembahasanya, dimana masyarakat menjadi faktor tepenting dalam suatu negara. Telah banyak contoh didunia ini, dimana maju atau mundurnya suatu negara tergantung pada kondisi masyarakatnya. Ketika kondisi masyarakat mengalami suatu problematika, terlebih problematika yang terjadi menyangkut kebutuhan dasarnya. Maka sudah menjadi suatu kepastian jika stabilitas negara tersebut terancam, baik ancaman yang datang dari konflik horizontal maupun konflik vertikal dalam masyarakat. </div>
<div style="text-align: justify;">
Negara yang diwakili pemerintah yang berdaulat, pada hekekatnya harus mampu mencegah terjadinya <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2013/03/kelas-sosial-dalam-masyarakat.html" target="_blank">konflik horizontal</a> maupun vertikal dalam masyarakat, dalam hal ini negara mempunyai berbagai macam pola kerja guna menanggulangi ataupun mencegah terjadinya kondisi diatas, baik itu dengan menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat maupun menjamin pertumbuhan ekonomi yang merata pada semua sektor. Karena jika kita mau mencermati lebih dalam, hampir semua konflik yang terjadi dalam suatu negara diawali dengan kondisi masyarakat yang mengenaskan, mengenaskan dalam artian tingginya angka kemiskinan dan pengangguran, yang pada akhirnya berimbas pada meningkatnya angka kelaparan, kriminalitas dan kematian pada masyarakat. Kondisi tersebut merupakan representasi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat dalam suatu negara, dan kondisi ini terjadi akibat ketidakmampuan negara (pemerintah) menjalankan fungsinya. Ketika kondisi seperti diatas berlangsung dalam kurun waktu yang lama dan tanpa adanya usaha konkret dari pemerintah guna menanggulangi permasalahan tersebut, maka negara (pemerintah) dalam hal ini telah berkhianat pada masyarakat. Masyarakat yang diawal ingin disejahterkan oleh pemerintah, masyarakat yang ingin medapatkan kehidupan yang lebih baik, namun realitas yang terjadi berkata lain. Alih-alih merasakan kesejahteraan dan kemakmuran, masyarakat justru terkukung dalam kehidupan bernegara yang tak manusiawi, negara telah gagal menjalakan fungsinya, dan negara juga yang telah merenggut hak masyarakat, hak untuk dapat merasakan kehidupan yang lebih baik, kehidupan yang memang memanusiakan <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/07/uu-no13-tahun-2003-tentang-pengupahan.html" target="_blank">manusia</a>.</div>
<br />galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-26918814434060085572013-05-18T06:00:00.000-07:002013-05-18T06:03:32.884-07:00Macam-macam budaya Politik<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj2fMQxHHqO128gp4iX1ArcALaQIE8qq0SJD5L38WNI74ig7vdn8FM8QdL-eQ8e7_Ai2_WoJ2S0QgGeBzMP-YIZXT2RjpNsFa0wL2X7YmNFQ-1cnr8pWtRydPP6fWzbrqDRjtAGnF_5rD-/s1600/kata.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="budaya politik dalam perspektif galih" border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj2fMQxHHqO128gp4iX1ArcALaQIE8qq0SJD5L38WNI74ig7vdn8FM8QdL-eQ8e7_Ai2_WoJ2S0QgGeBzMP-YIZXT2RjpNsFa0wL2X7YmNFQ-1cnr8pWtRydPP6fWzbrqDRjtAGnF_5rD-/s320/kata.jpg" title="galih susanto" width="304" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbicara budaya politik suatu bangsa tak pernah lepas dari kebisaan-kebiasaan masyarakat didalam ruang lingkup budaya politik itu tadi. Kebiasaan-kebiasaan (budaya) itu tadi secara implisit mempengaruhi tindakan-tindakan politik masyarakatnya. Namun secara garis besar terdapat 3 macam karakteristik dasar kebudayaan politik suatu bangsa, yakni</div>
<a name='more'></a> :<br />
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Budaya politik partisipan</div>
<div style="text-align: justify;">
Yakni kebudayaan politik di mana hampir seluruh element masyarakatnya ikut serta/melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan politik, baik itu dalam ruang lingkup politik institusional (eksekutif,parpol,dll) maupun diluar politik institusional (NGO), keterlibatan secara aktif masyarakat yang menganut budaya politik partisipan paling tidak dalam kegiatan pemberian suara/voting dalam suatu PEMILU. Dalam masyarakat politik partisipan sendiri, kesadaran untuk ikut serta dalam dimensi perpolitikan suatu bangsa sudah sedemikian tingginya, kondisi ini dapat mempermudah dalam usaha mengawal jalanya dimensi perpolitikan suatu bangsa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Budaya politik subyek</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kebudayaan politik ini tingkat partisipasi masyarakat dalam politik masih sangat minim, masyarakat terkesan apatis terhadap politik, baik itu dengan cara tidak ikut serta memberikan suara dalam PEMILU dan sebagainya walupun mereka telah cukup memiliki kesadaran politik namun mereka tak pernah melibatkan diri dalam proses-proses politik. Masyarakat hanya sebagai obyek pasif yang patuh pada pejabat-pejabat pemerintahan dan UU, yang selalu berusaha menjauhkan diri dari kegiatan-kegiatan politik institusional. </div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Budaya politik parokial</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kebudayaan politik parokial, masyarakat sama sekali tidak menyadari atau mengabaikan andaya politik mupun pemerintah. Masyarakat dengan budaya politik parokial tergambarkan dalam pola prilaku masyarakat tradisional maupun masyarakat primitif, dimana masyarakat tersebut terkesan mengungkung diri dalam kesibukan keluarga ataupun kesibukanya sehari-hari dan menganggap keikutsertaan secara aktif dalm politik merupakan hal yang sia-sia dan tak bermanfaat. Dalam masyarakat budaya politik parokial, partisipasi aktif dalam politik hampir tak pernah ada.</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-69390047150578417292013-03-19T02:25:00.001-07:002013-03-19T02:29:07.483-07:00Kastanisasi pendidikan<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxaRE737oAExI95xstMEdIt0Ti8FnuFZUjY5gjCw_5JC5u7mDgyxXENi_78_f_34RHh2nEvqMPBnk7OLjnOMFGveoJjF4ourVGsSh3FtdSKQhp2-iTLAQS7_rM0fiLzpf26tH0deKHaox-/s1600/sekolah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="tingginya biaya sekolah" border="0" height="238" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgxaRE737oAExI95xstMEdIt0Ti8FnuFZUjY5gjCw_5JC5u7mDgyxXENi_78_f_34RHh2nEvqMPBnk7OLjnOMFGveoJjF4ourVGsSh3FtdSKQhp2-iTLAQS7_rM0fiLzpf26tH0deKHaox-/s320/sekolah.jpg" title="sekolah" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah menjadi rahasia umum, jika biaya pendidikan formal di negeri ini tergolong cukup mahal, bahkan tidak sedikit pula yang beranggapan biaya pendidikan sangatlah mahal. Kondisi ini tercermin dengan semakin terbukanya proses-proses kastanisasi pendidikan dalam masyarakat, kastansisasi pendidikan bahkan terkesan sengaja dicanangkan oleh para pemegang regulasi di <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">Negara</a> ini</div>
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
Kita ambil contoh kecil kastansisasi dalam dunia pendidikan yakni dengan adanya sekolah unggulan dan non unggualan, untuk sekolah yang masuk kategori unggulan pemeritah memberikan keleluasaan dalam hal pengelolaan dana, kondisi ini berimbas pada tinggginya nominal sumbangan wajib masuk ke sekolah tersebut, siapa yang dapat memberikan sejumlah uang yang telah dibakukan oleh pemegang kekuasaan (pihak sekolah) pastinya ia berkesempatan untuk menikmati bangku persekolah, namun barang siapa yang tak mampu maka jangan harap bermimpi untuk dapat mengeyam bangku sekolah. Kondisi ini sungguh sangat memprihatinkan, meski konstitusi telah mengamanatkan bahwasannya pendidikan adalah tugas dari penyelenggara Negara ( pemerintah ) dalam usahanya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga sudah menjadi hak tiap warga negara untuk dapat mengenyam apa itu sekolah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Alternatif yang mencuat guna menampung minat masyarakat yang tinggi dalam pendidikan, namun tergolong masyarakat yang tidak mampu adalah dengan menjaga eksistensi sekolah-sekolah non unggulan, sekolah-sekolah non unggulan ini sungguh sangat jauh berbeda kondisinya dengan sekolah unggulan, baik dalam persepektif kualitas pengajar,sarana pra sarana maupun infrastruktur yang menunjang proses pendidikan itu tadi. Praktek kastanisasi dalam pendidikan tak hanya tejadi dalam ranahan akar rumput (sekolah) namun terjadi juga dalam ranahan legislasi ataupun hokum positif yang mengatur tentang pendidikan. Kita ambil contoh konkrit yakni RSBI dan juga UU BHP yang belum lama ini telah dihapuskan oleh mahkamah konstitusi karena melanggar konstitusi, namun pemerintah tak patah arang dalam mengkastanisasi pendidikan dalam masyarakat, maka mencuatlah ke permukaan peraturan terbarunya yakni <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">UU N0.12 tahun 2012</a>, yang secara eksplisit muatannya sama dengan <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">UU BHP</a>. Kondisi ini secara terang-terangan memperlihatakan semangat pengelola Negara membentuk suatu kasta dalam pendidikan masyarakatnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
Kastanisasi pendidikan merupakan semangat yang sengaja diusung oleh para kaum modal guna melanggengakan dominasinya atas kaum-kaum kelas bawah. Pendidikan yang eknomonistik, pendidikan inilah yang sekarang ada di Negara ini, yakni pendidikan yang berubah wujud menjadi suatu komoditas, komoditas yang sangat profit oriented. Maka tak mengherankan jika melihat kondisi sedimikian tersebut, yang pada akhirnya berimbas pada melambung tingginya biaya pendidikan di negeri ini, dan paradoks yang berkembang dalam masyarakat “ orang miskin dilarang sekolah”. Sudah semestinya kondisi tersebut menjadi bahan renungan bagi para pengelola Negara guna meninjau kembali system pendidikan yang selaras dengan semangat konstitusi. Namun, sepertinya dalam hal ini pemerintah menutup mata akan kondisi riil yang terjadi dalam masyarakat, hal ini tergambar dari tidak jauh berbedanya system dan pola pendidikan dari tahun ke tahun, kegagal pemerintah dalam membuat atupun mencari suatu solusi konkret guna mengatasi peramasalahan dalam pendidikan atau mungkin memang kondisi ini sengaja dibuat. Sementara biaya pendidikan kian meroket, mereka hanya berkutat dalam lingkaran setan yang tak peranh berujung, para pahlawan-pahlawan birokrat secara perlahan namun pasti berubah wujud menjadi serigala yang siap menerkam bangsanya sendiri dengan menciptakan system dan pola pendidikan yang jelas-jelas melanggar dari semangat konstitusi, yakni system <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">pendidikan yang mengkastanisasi</a>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-75554507363979998432013-03-10T18:47:00.002-07:002013-03-10T18:48:36.916-07:00Kelas sosial dalam masyarakat<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLOeeq9QjDljw4uM0KJdBvCEoNglRHsvSh5nLDJG-vTpd-4Qhda5FkfGmIs7b3EEbWv4ZGF3OAL0nwm7H-MqfHobzGlU2unqeulLyl-pX5Wpn154uETQDV0G4_XlDLoYIzXsKYIKafoIXv/s1600/G5_Clive_The_Social_Class-front-large.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLOeeq9QjDljw4uM0KJdBvCEoNglRHsvSh5nLDJG-vTpd-4Qhda5FkfGmIs7b3EEbWv4ZGF3OAL0nwm7H-MqfHobzGlU2unqeulLyl-pX5Wpn154uETQDV0G4_XlDLoYIzXsKYIKafoIXv/s320/G5_Clive_The_Social_Class-front-large.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Di dalam kehidupan masyarakat, pada hakekatnya tak lebih dari pertentangan kelas sosial, yakni pertentangan antar masyarakat kelas dominan (borjuis) dan masyarakat kelas subordinat ( <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">proletar</a>). Pertentangan kelas sendiri dapat dimanifeskan sebagi suatu usaha yang ditempuh oleh kaum proletar dalam usahanya guna menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat tanpa tebang pilih dan menghapuskan kelas-kelas social dalam masyarkat.<br />
<a name='more'></a> Pertentangan kelas ini terjadi bukan tanpa sebab, jika kita merujuk pada perkembangan sejarah manusia bahwasanya pertentangan kelas ini telah di mulai sejak era masyarakat primitive,kuno,feodal sampai dengan masyarakat post-modernisme. </div>
<div style="text-align: justify;">
Sumberdaya alam yang jumlahnya tebatas dan berubahnya pola konsumsi masyarakat menjadi salah satu pendorong untama munculnya kelas-kelas social. Jika dahulu masyarakat hanya mengkonsumsi barang sesuai dengan apa yang ia butuhkan namun berbeda dengan yang terjadi sekarang ini, di era moderinisasi, masyarakat mengkonsumsi barang bukan hanya melihat dari segi nilai guna barang tersebut, namun lebih kepada prestise yang terdapat pada barang tersebut. Berbicara ke-2 kelas diatas yakni kelas dominan dan subordinat, kita akan membahasnya secara lebih terperinci :</div>
<div style="text-align: justify;">
•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span><a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">Kelas Dominan </a></div>
<div style="text-align: justify;">
Kelas dominan atau sering disebut masyarakat borjouis dapat juga disebut kelas masyarakat yang memiliki berbagai factor- factor produksi ( Tanah, SDA, Modal, alat produksi, dsb ), masyarakat kelas dominan ini biasanya berjumlah lebih sedikit dibanding dengan kelas masyarakat subordinat.</div>
<div style="text-align: justify;">
•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Kelas Subordinat</div>
<div style="text-align: justify;">
Kelas Subordinat atau masyarakat proletar (kelas pekerja) yakni kelas masyarakat yang tidak memiliki factor-faktor produksi, masyarakat kelas ini hanya melakukan kegiatan-kegiatan yang orientasinya memberikan nilai lebih kepada para pemegang factor-faktor produksi, Kelas masyarakat ini jumlahnya lebih banyak jika dibanding dengan masyarakat borjouis.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pasca meletusnya peristiwa revolusi industri di Prancis pada abad ke-19, pertentangan kelas ini semakin begitu terasa dalam kehidupan social masyarakat. Revolusi industry yang dimulai di Prancis kian hari kian menjangkit ke seluruh Negara dibelahan dunia. Abad tersebut merupakan babak baru pertentangan kelas dalam masyarakat yang tak dapat terelakan lagi, hal ini berimbas pada kian mantapnya pertentangan kelas social dalam kehidupan masyarakat. Jika kita mengacu pada hakekat manusia maka tidak menjadi sebuah pembenaran jika di dalam masyarakat terdapat sekat-sekat yang mengkoptasikan masyarakat menjadi kelas-kelas social, karena pada dasarnya semua manusia mempunyai kedudukan dan hak yang sama, yang menjadi pembeda hanya peran yang mereka lakoni dalam dunia yang paradoksal ini. Dan pada puncakanya pertentangan kelas dominan dan subordinat dari masa ke masa tak akan pernah usai, jika kita sebagai subyek dari kelas tersebut tak pernah sadar dimana kita akan memposisikan diri dalam ke-2 jenis kelas tersebut, sehingga untuk mencapai masyarakat tanpa kelas masih akan menjadi sebuah keniscayaan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-23675706070381438082013-01-31T08:16:00.004-08:002013-01-31T08:18:00.918-08:00Banjir Jakarta<div style="text-align: left;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzkJpurQLJk-r4qD1APyvSsbr0EHMp48ImAx_G4B1Hljwh57wZ6jts60TuIB4-G_9ShyphenhyphenimCjBpdcm5k-PjCN3QrFis7hb5jUM_IX493k-OPKHs19nCBKJxbBq3cc9YgamZ1B9YQaT9VwHb/s1600/banjir1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="banjir di jakarta" border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzkJpurQLJk-r4qD1APyvSsbr0EHMp48ImAx_G4B1Hljwh57wZ6jts60TuIB4-G_9ShyphenhyphenimCjBpdcm5k-PjCN3QrFis7hb5jUM_IX493k-OPKHs19nCBKJxbBq3cc9YgamZ1B9YQaT9VwHb/s320/banjir1.jpg" title="banjir Jakarta" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: left;">
Indonesia, itulah sebutan Negara ini. Negara yang 2/3 luas daerahnya merupakan lautan/perairan. Berbicara Negara tidak akan pernah afdhol kiranya jika tidak menyinggung ibukota Negara tersebut, Jakarta , kota yang menjadi focus pertumbuhan ekonomoi di Negara ini, karena hampir 70% perputaran ekonomi Negara ini berlangsung di kota <a href="http://fdkm.blogspot.com/" target="_blank">Jakarta</a> ini<br />
<a name='more'></a>. Di kota ini semua terasa cepat, cepat dalam hal pertumbuhan ekonomi ,pertumbuhan populasi manusianya, dan tak tertinggal pula semakin cepatnya pertumbuhan infrastruktur yang mendorong perkembangan ekonomi itu tadi. Percepatan dalam pertumbuhan infrastruktur di kota Jakarta terasa cukup mengagumkan jika dibandingkan dengan daerah-daerah lainya di Negara ini, hal ini tercermin dengan semakin menjamurnya gedung-gedung pencakar langit di kota ini, belum lagi semakin padatnya pemukiman-pemukiman manusianya.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVWRdQiygCj5BpybFeHeeigT_6HcsCkbXYRwMp3g1w5FmMr0WaFZqtmvJfoyGBUagGO8u9oYvcqw9My9XN0OZQG3iRNqd1ms_-UMXcWmQID2Ym2TOptGgKtyQGK_Ghyphenhyphenms4OtItC1FxRGkW/s1600/Gambar+jakarta+banjir.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="gambar banjir di jakarta" border="0" height="241" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhVWRdQiygCj5BpybFeHeeigT_6HcsCkbXYRwMp3g1w5FmMr0WaFZqtmvJfoyGBUagGO8u9oYvcqw9My9XN0OZQG3iRNqd1ms_-UMXcWmQID2Ym2TOptGgKtyQGK_Ghyphenhyphenms4OtItC1FxRGkW/s320/Gambar+jakarta+banjir.jpg" title="jakarta kebanjiran" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
Pertumbuhan infrastuktur yang kian pesatnya di kota Jakarta berperan penting dalam usaha perbaikan ekonomi Negara ini, namun selain dampak positif itu tadi, di balik itu dampak negative selalu merongrong kota ini, pertumbuhan infrastruktur yang sangat pesat seperti gedung-gedung pecakar langit dan pemukiman manusia ini tadi semakin hari semakin tak terkontrol, yang mengakibatkan semakin sedikitnya lahan hijau yang berfungsi sebagai lahan serapan air, belum lagi buruknya tata kelola kota juga ikut adil memperparah kondisi tersebut. Dengan semakin sedikitnya lahan hijau di kota Jakarta maka menjadi hal yang tidak aneh jika pada suatu kondisi kota Jakarta akan tenggelam oleh air. Bagaimana tidak ?, ketika hujan turun tak lebih dari 4jam saja sudah berakibat banjir dimana-mana, terlebih jika musim penghujan telah tiba, maka bahaya banjir senantiasa membayangi setiap masyarakat kota ini . Ketakutan masyarakat akan bahaya laten banjir di kota Jakarta ini bisa dibilang susah untuk di dihindari, kondisi ini tercermin dari tiap tahun kota Jakarta ini tak pernah luput dari banjir, baik banjir skala kecil maupun sekala besar. Kota Jakarta yang seharusnya menjadi cerminan muka Negara di dunia Internasional justru tak pernah luput dari banjir, kondisi ini memang tidak sepenuhnya kesalahan pengelola Negara, kesalahan juga tak luput dari tindakan manusia-manusia yang hidup di kota Jakarta ini. <a href="http://fdkm.blogspot.com/" target="_blank">Prilaku buruk manusia</a> yang hidup di kota Jakarta yang masih tanpa segan-segan membung sampah sembarangan juga berpartisipasi dalam bencana banjir tersebut. Hal ini menjadi kondisi yang cukup dramatis, ketika masyarakat senantiasa takut akan bayang-bayang bencana banjir, namun disadari atau tidak mereka sebenarnya ikut dalam menciptakan banjir itu tadi.<br />
Sudah seharusnya kota Jakarta bebas dari bencana banjir,terlebih jika mengingat bahwa kota inilah ibu kota Negara. Kondisi ini dapat terwujud jika pemerintah mau berperan aktif dalam mencegahnya. Pemerintah sebagai pemegang fungsi regulator harusnya senantiasa mengontrol pertumbuhan dan perkembangan infrastruktur maupun pemukiman dikota ini, sehingga pertumbuhan infrastruktur itu tadi tidak sampai menghilangkan ruang hijau yang berfungsi sebagi lahan serapan air yang sangat berguna pada saat hujan turun maupun disaat musim penghujan. Selain terkontrolnya perkembangan infrastrukur dan pemukiman, pemerintah juga harus senantiasa memperhatikan tata kelola kota dalam proses pertumbuhanya, sehingga minimalisir banjir dapat dicapai. Dukungan masyarakat juga menjadi keharusan, dukungan ini dapat di tunjukan dengan tidak membuang sampah sembrangan dan senantiasa membuka ruang hijau baru . Jika hal-hal tersebut terlaksana pada semestinya maka bukan menjadi sebuah keniscayaan lagi, jika kota Jakarta ini mampu bebas dari banjir.<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--></div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-59857278086038833472013-01-09T10:17:00.000-08:002013-01-09T10:18:15.767-08:00Buruh<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-wltbzk4-zPhvzkS4fp3lQJI0oLj7S-IeCN3TPI5lcG4XOnj-1Un5JpKfGJ3q-Ks2x_4RlLFKN2GNk-w82qHIe4zElPmEkyv3zlFuBc4ER6yP8Ju_JFRI_wfT2ODr7BOHIKstw8wIxwre/s1600/Demo-Buruh-Semarang1-Antara.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="demo buruh" border="0" height="197" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-wltbzk4-zPhvzkS4fp3lQJI0oLj7S-IeCN3TPI5lcG4XOnj-1Un5JpKfGJ3q-Ks2x_4RlLFKN2GNk-w82qHIe4zElPmEkyv3zlFuBc4ER6yP8Ju_JFRI_wfT2ODr7BOHIKstw8wIxwre/s320/Demo-Buruh-Semarang1-Antara.jpg" title="buruh" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Buruh, kata tersebut yang belakang ini tengah sering
diperbincangkan, baik itu dimedia cetak maupun audio visual. Berbicara mengenai
buruh itu sendiri terkadang kita masih salah memanifestasikannya, tak sedikit
yang mengartikan buruh ini merupakan sebuah profesi untuk mereka-mereka yang
bekerja dipabrik-pabrik atau kata trennya industry</span><br />
<a name='more'></a><span lang="EN-US">. Memang sebuah pandangan
yang tak salah, namun pada hakekatnya pengertian buruh tak sesempit itu. Jika
kita mau mengacu pada kamus besar bahasa Indonesia maupun kamus ilmiah maka
kita akan menemukan jika manifest dari kata <b><i>“Buruh kurang lebih adalah
seorang yang menjalankan suatu pekerjaan / kegiatan atas perintah orang lain
dan pada akhirnya mendapat suatu balas atas apa yang telah ia kerjakan ”</i></b>,
balas yang dimaksud dapat diartikan sebagai upah maupun gaji yang pada
hakekatnya sama, dari penjelasan tersebut juga akhirnya banyak jawaban yang
muncul dalam benak akal fikiran kita mengenai manifestasi dari Buruh ini.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Berbicara mengenai buruh maka focus kita akan tertuju pada kata
industry, kata industry ini yang pada hakekatnya membatasi makna dari buruh ini
sendiri, jika kita mau menggunakan perspektif yang lebih luas guna memanifeskan
kata buruh itu sendiri, maka kita tidak akan pernah terbatasi oleh kata industry
saja, bahkan kitapun akan berani membuat statement secara gamblang bahwa “Presiden
dan PNS juga merupakan buruh”, kata tersebut muncul bukan tanpa alasan, alasan
yang dilandasi bahwa Presiden menjalankan roda pemerintahan atas perintah
rakyat, perintah yang telah rakyat padatkan dalam bentuk dukungan secara riil
dalam <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">PEMILU</a> kepadanya sehingga ia berhak menyandang gelar “Presiden”, tak
sebatas itu Presiden juga dibayar dari uang rakyat, uang rakyat yang telah
terakumulasi dalam wujud <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/" target="_blank">APBN</a>, karena APBN inilah yang menjadi sumber upah
Presiden maupun PNS.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Menyelami dimensi Buruh ini, maka kita akan mendapati berbagai
hal-hal yang cukup membingungkan, bagaimana tidak, dalam diri buruh ini terjadi
sebuah pengklasifikasian yang tak seharusnya ada, dalam kelas buruh terdapat 2
macam kelas yakni buruh kerah putih (“PNS,karyawan”) dan buruh kerah
biru(“buruh pabrik”), buruh kerah putih ini cenderung mengekslusifkan diri dari
buruh yang lain dan menganggap diri mereka lebih mulia dari dari buruh kerah
biru, bahkan yang terekstrem “Buruh kerah putih” tak mau dianggap sebagai buruh, mereka lebih
suka dipanggil sebagai karyawan maupun PNS dan sejenisnya, hal ini menjadi
kondisi yang cukup memprihatinkan. Hingga pada akahirnya terbesit sebuah
pertanyaan sebenarnya apa yang salah dari profesi Buruh ini, toh pada dasarnya Buruh ini merupakan suatu
profesi yang mulia, profesi yang sangat mulia jika dibandingkan dengan profesi
maling maupun lintah darat penghisap darah rakyat kecil.</span></div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-22209546964342420102012-12-18T01:48:00.000-08:002012-12-18T01:48:08.655-08:00Tujuan Pendidikan<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkP4Q-X-OWLXRnvZm9q-sbv73dIqqmNOPojnjxMJyNGleM4JhIlCbi003nBzebCpbOV-DjolKV3AvYZqiXxJlLGABkDFm8gP1ZR8ZSpdUT4Qpp8LSeRBP6cld98h9ZKV_qoOzn4yIaYnPP/s1600/pendidikan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="pentingnya pendidikan " border="0" height="219" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkP4Q-X-OWLXRnvZm9q-sbv73dIqqmNOPojnjxMJyNGleM4JhIlCbi003nBzebCpbOV-DjolKV3AvYZqiXxJlLGABkDFm8gP1ZR8ZSpdUT4Qpp8LSeRBP6cld98h9ZKV_qoOzn4yIaYnPP/s320/pendidikan.jpg" title="pendidikan" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/10/ketika-pendidikan-dianak-tirikan.html" target="_blank">Pendidikan</a>,
sebuah hal mutlak yang harus dimiliki oleh setiap insan manusia, pendidikan ini
beragam macamnya, dimulai dari pendidikan yang sifatnya dasar sampai dengan
pendidikan yang tingkatanya sangat tingggi. Pendidikan ini padah hakekatnya ada
dengan tujuan agar manusia <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/10/ketika-pendidikan-dianak-tirikan.html" target="_blank">mampu memanusiakan manusia</a> yang lain, dengan artian
para manusia-manusi ini harus mampu mengembangkan bakat dan kemampuan yang
mereka miliki melalui proses pendidikan yang pada akhirnya bakat dan kemampuan
mereka berguna untuk manusia yang lain. Jika kita bericara <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/06/substansi-pendidikan.html" target="_blank">pendidikan pada hakekatnya</a> maka pendidikan ini tindak hanya sekedar menciptakan
manusia yang cerdas secara Intelektual semata, melainkan juga harus mampu
menciptakan manusia yang cerdas secara emosional.<br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Di era kebeasan
seperti sekarang ini pendidikan menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan
bermasyarakat, sebab jika di era yang demikian tetapi masyarakat masih belum
memiliki background pendidikan yang mumpuni maka kecenderungan yang akan
terjadi mereka akan mudah untuk dibohongi maupun dikelabui oleh manusia-manusia
yang lain, terlebih lagi kita hidup berbangsa dan bernegara, bahwasanya bangsa kita tidak akan mampu hidup sendiri
tanpa adanya suatu hubungan dengan bangsa lain, namun ketika background
pendidikan masyarakat bangsa kita masih sangat rendah</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Jika dahulu
pendidikan hanya dianggap sekedar menaikan harkat dan martabat manusia, namun
sekarang pendidikan sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, hal ini
tercermin dengan semakin tingginya animo masyarakat dalam hal pendidikan, jika
dahulu orang-orang dipedesaan lebih mengutamakan anak mereka untuk bekerja
membantu orang tua, namun kondisi yang terjadi kini masyarakat pedesaan lebih
mengutamakan anak mereka untuk bersekolah ketimbang membantu mereka dalam hal
perekoenomian, memang suatu hal yang cukup menggembirakan, namun dibalik
kegembiraan itu, masyarakat kini dibayang-bayangi dengan beban <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/06/substansi-pendidikan.html" target="_blank">biaya pendidikan</a>
yang makin hari makin mahal, kondisi ini merupakan pengahalang utama dalam
proses pendewasan pendidikan di masyarakat,
bagaimana tidak , ketika minat untuk mengenyam pendidikan yang lebih
baik tengah tumbuh subur , namun mereka dihadapakan dengan permasalahan yang
boleh dikatakan tidak dapat mereka selesaikan, masalah ini berkaitan dengan
tingkat kemampuan ekonomi masyarakat kita ini. ( g/s)</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i>Baca juga</i> :</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/10/ketika-pendidikan-dianak-tirikan.html">http://galih-aja1.blogspot.com/2012/10/ketika-pendidikan-dianak-tirikan.html</a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/06/substansi-pendidikan.html" target="_blank">http://galih-aja1.blogspot.com/2012/06/substansi-pendidikan.html</a></div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-76599826195362785272012-10-15T01:01:00.000-07:002012-10-15T01:04:04.566-07:00Ketika pendidikan di anak tirikan<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5a4I3ClwR-M5xsJKAccg9gSu1dAMbIOUoBGtKSC3dOIR8T3jnLbCd1t0p2j7MBLqa_fdhofqAJlWw-lk-HPKfoslweNGpgjIQlVQsxt6I3DT9U7Obqvzw6O9CMgFGCMhNmO8pTtLyvpUt/s1600/pendidikan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="pendidikan anak bangsa" border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5a4I3ClwR-M5xsJKAccg9gSu1dAMbIOUoBGtKSC3dOIR8T3jnLbCd1t0p2j7MBLqa_fdhofqAJlWw-lk-HPKfoslweNGpgjIQlVQsxt6I3DT9U7Obqvzw6O9CMgFGCMhNmO8pTtLyvpUt/s320/pendidikan.jpg" title="pendidikan" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>pendidikan</b></td></tr>
</tbody></table>
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/06/substansi-pendidikan.html" target="_blank">Pendidikan</a> sebuah hal yang sangat penting bagi suatu masyarakat dalam sebuah bangsa, dalam <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/06/substansi-pendidikan.html" target="_blank">dimensi pendidikan</a> ini manusia-manusia diajarkan nila-nilai intelktual maupun emosional dan tak lepas juga nilai-nilai spiritual. Suatu Negeri dikatakan negeri yang maju ketika
masyarakatnya telah mencapai tingkat pendidikan yang tinggi, angka kemiskinan
yang rendah dan meratanya distribusi pendapatan bagi masyarakatnya. Sadar
ataupun tidak pendidikan menjadi hal yang paling penting dalam usaha mencapai
kemakmuran dalam masyarakat</span><br />
<a name='more'></a><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">, namun hal tersebut terasa kontras jika melihat
kondisi yang berkembang, Pendidikan menjadi prioritas ke sekian dalam pandangan
pemerintah, hal ini dalam berimbas pada
paradigma yang berkembang di masyarakat. Dalam paradigma masyarakat, suatu negara
dikatakan maju ketika pertumbuhan ekonomi sangat tinggi. Kondisi ini
menyebabkan masyarakat kita juga hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi, kondisi
ini mengakibatkan tidak begitu diperhatikannya segi pendidikan. penitikberatan
pertumbuhan ekonomi ini juga berimbas kurang diperhatikanya tingkat kemiskinan,
pemerataan distribusi pendapatan dikalangan masyarakat. Bahkan pada klimaksnya
ketika segi pendidikan benar-benar dilupakan, kondisi ini memang sebuah
paradoks, bagaimana tidak, pendidikan yang merupakan hal terpenting dalam
masyarakat malah justru tidak begitu diperhatikan, tidak diperhatikan dalam
artian tidak jelas maksud dan tujuan dengan diselenggarakanya pendidikan di
negeri ini, hal ini diperparah dengan kondisi pendidikan yang sudah jelas gagal
menciptakan manusia yang cerdas secara intelektual maupun emosional namun tetap
dipertahankan, belum lagi kita membicarakan <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/06/substansi-pendidikan.html" target="_blank">dinamika</a> pendidikan dikalangan
masyarakat kita sudah dipusingkan dengan terkaburnya maksud dan tujuan dari
pendidikan itu sendiri.<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Jika kita menengok kondisi pendidikan maka
tidak luput juga kita akan membicarakan tingkat pendidikan dalam masyarakat, coba
kita tengok kondisi tersebut di negeri kita ini, tingkat pendidikan dikalangan
masyarakat masih tergolong cukup rendah dan belum merata, kondisi ini
tercerminkan dengan masih tingginya angka butagrahita dalam masyarakat,
terlebih jika mereka adalah masyarakat miskin kota maupun masyarakat yang jauh
dari perkembangan peradaban. Masih rendahnya tingkat pendidikan untuk
masyarakat ini sebenarnya disebabkan oleh banyak factor, diantara factor tersebut
adalah tingginya biaya pendidikan di negeri ini, ketika biaya pendidikan ini
sudah sedemikian mahalnya maka menjadi hal yang menarik, bagaimana tidak
,setiap tahunya pemerintah menganggarkan 20% dari APBN untuk biaya pendidikan
ini, idealnya dengan anggaran yang besar tersebut pemerintah dapat menciptakan sebuah
pendidikan yang berkualitas dengan harga yang murah untuk masyarakat bahkan pendidikan
gratis untuk masyarakat, karena memang sudah tugas pemerintah untuk menjadi
garda terdepan dalam usaha <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/06/substansi-pendidikan.html" target="_blank">mencerdaskan kehidupan bangsa</a>.<o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;">Namun nampaknya dimensi pendidikan sekarang
ini bukan menjadi prioritas utama pemerintah, pemerintah hanya memprioritaskan
pertumbuhan ekonomi dan efeknya pun seperti domino dalam kehidupan masyarakat,
dimana sekarang masyarakat seolah-olah telah masuk ke dalam scenario
pemerintah, secara perlahan-lahan pendidikan ini mulai dikesampingkan oleh
masyarakat, dikesampingkan dalam artian mereka melupakan esensi dasar dari
pendidikan, pendidikan dimata mereka tak lebih hanya sebuah tuntutan jaman
maupun syarat formalitas saja. Ketika perekonomian dianggap menjadi target
utama dalam pembangunan maka konsekuensi logisnya bidang pendidikan dijadikan anak
tiri dan imbasnya tingkat pendidikan mengalami pertumbuhan yang tidak merata
dan semakin banyaknya generasi-generasi penerus bangsa yang tak mampu mengenyam
pendidikan di negeri ini. Ketidakmerataan tingkat pendidikan ini tergambarkan
saat kita membandingkan tingkat pendidikan di Ibukota dengan tingkat pendidikan
masyarakat di pelosok negeri maupun daerah, saat tingkat pendidikan di daerah
perkotaan mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi sedangkan tingkat pendidikan
di pelosok negeri masih jauh dari kata layak, di daerah perkotaan tingkat
pendidikan memang sudah dipandang sebagai hal yang tak kalah penting, kondisi
ini tak lain disebabkan sudah cukup tingginya tingkat pertumbuhan perekonomian
sehingga focus merekapun sudah beralih ke segi pendidikan, hal ini sangat
kontradiktif jika melihat kondisi yang terjadi di daerah, mereka masih berkutat
dalam dimensi pertumbuah ekonomi karena memang hal itulah yang dijadikan focus
Pemerintah, sehingga mau tidak mau masyarakat pun akan ikut dalam program yang
memang menjadi prioritas pemerintah. (Penulis : GS) <o:p></o:p></span><br />
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><br /></span>
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><br /></span>
<span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-family: Calibri; mso-bidi-theme-font: minor-latin;"><b>Baca Juga :</b></span><br />
<br />
<ol>
<li><span style="line-height: 18px;"><a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/09/marhaenisme.html" target="_blank">Marhaenisme</a></span></li>
<li><span style="line-height: 18px;"><a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/06/substansi-pendidikan.html" target="_blank">Substansi Pendidikan</a></span></li>
<li><span style="line-height: 18px;"><a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/06/budaya-korupsi.html" target="_blank">Budaya Korupsi</a></span></li>
<li><span style="line-height: 18px;"><a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/07/eksistensi-pancasila.html" target="_blank">Eksistensi Pancasila</a></span></li>
</ol>
</div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-5368765060972446372012-09-24T08:40:00.002-07:002012-09-28T02:13:39.457-07:00Marhaenisme<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIlw7isPnZ9f11D9CYf7cTNXfYajn6f48sRJCM6IDxA13rxQrEMBqNuS-a9KBW_BEew8oA6J5hsA3mq6tchcG3AWSs6yni3c0IsgJwvuQOCnwEwInCVtUU1qZWG3V2VICcl9HWjGBRQV7E/s1600/marhen.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIlw7isPnZ9f11D9CYf7cTNXfYajn6f48sRJCM6IDxA13rxQrEMBqNuS-a9KBW_BEew8oA6J5hsA3mq6tchcG3AWSs6yni3c0IsgJwvuQOCnwEwInCVtUU1qZWG3V2VICcl9HWjGBRQV7E/s320/marhen.png" width="320" /></a></div>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Marhaenisme,
sebuah paham yang sempat dipopulerkan oleh<a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/07/eksistensi-pancasila.html"> Ir.Soekarno</a>, sebuah paham yang
menuntun hidup manusia ataupun suatu ideologi yang dengan tegasnya menentang
segala macam bentuk penindasan manusia atas manusia, bangsa atas bangsa yang
lainnya. Paham Marhenisme ini pada dasarnya merupakan paham yang lahir atas
hasil pemikiran Ir.Soekarno, pemikiran yang terinspirasi dari kehidupan orang
kecil ( kaum proletar )<br />
<a name='more'></a>, Nama Marhaenisme sendiri diambil dari nama seorang
petani di Indonesia yakni Marhaen, Marhaen merupakan sosok petani yang sangat
dikagumi oleh beliau ( Ir.Soekarno ), petani tersebut memiliki berbagai faktor
produksi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>sendiri termasuk alat-alat
produksinya, dari tanganyalah semua faktor-faktor produksi dikelola dan
hasilnya pun ia yang menikmati untuk kebutuhanya sendiri. </div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Paham Marhaen ini dirasa sangat
tepat jika harus diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari bangsa ini, seperti
kita ketahui bersama bahwasannya semua faktor-faktor produksi penting yang
menyangkut hajat hidup orang banyak<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>layaknya tambang,laut sampai dengan mineral semuanya dimiliki oleh
bangsa ini, oleh karena itu Ir.Soekarno ingin menerapkan paham ini dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara guna satu tujuan yakni mewujudkan amanat UUD
1945 yakni masyarakat adil,makmur dan sejatera.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Paham Marhaenisme ini sendiri
sangat identik dengan paham sosialisme, ini tercerminkan dengan sependapatnya
ke dua paham ini bahwasanya penguasaan faktor-faktor dan alat-alat produksi
yang menyakut hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara guna dikelola
bersama dalam upaya mewujudkan kemakmuran dalam masyarakatnya. Jika kita mau
melihat lebih dalam lagi terkait paham Marhaenisme ini sebenarnya esensi
dasarnya merupakakan manifestasi <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/07/eksistensi-pancasila.html">Pancasila</a> dan UUD 1945, Menilik begitu kuatnya
kolerasi antar paham Marhaenisme dengan Dasar Negara maka sudah selayaknya
paham tersebut dijadikan pedoman oleh masyarakat maupun para pengelola negara
dalam tata kelola kenegaraan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
terlebih lagi<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>realitas dalam masyarakat<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>telah menunjukan bahwa paham modal (
Capitalis ) telah gagal membawa masyarakat bangsa ini menuju masyarakat yang
adil,makmur dan sejatera, hal ini terlihat dengan semakin lebarnya <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/2012/07/derita-rakyat-papua.html">kesenjagang sosial</a> dalam masyarakat sekarang ini.( penulis : GS )</div>
galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-18750718805660620212012-07-23T11:27:00.001-07:002012-07-23T11:28:36.974-07:00UU No.13 Tahun 2003 tentang Pengupahan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV0mYzq2lM_cJxto6i3ZxMRFwN51904NxJlCh_r-jXega8sFwxriBKDDhYhvdsD9QF21FrwpTBLZ-m1R4RLgzEHLcm3BZsV1x-J7t1fVq1OewPge3rYzDXHG3C3Kw7B8fhiC6oKXHrudEF/s1600/1468716300.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="http://galih-aja1.blogspot.com/" border="0" height="209" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhV0mYzq2lM_cJxto6i3ZxMRFwN51904NxJlCh_r-jXega8sFwxriBKDDhYhvdsD9QF21FrwpTBLZ-m1R4RLgzEHLcm3BZsV1x-J7t1fVq1OewPge3rYzDXHG3C3Kw7B8fhiC6oKXHrudEF/s320/1468716300.jpg" title="pengupahan buruh" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 2.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 2.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pasal 88<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">yang layak bagi kemanusiaan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(2) Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">kemanusiaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemerintah menetapkan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(3) Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh sebagaimana dimaksud dalam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">ayat (2) meliputi :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">a. upah minimum;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">b. upah kerja lembur;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">c. upah tidak masuk kerja karena berhalangan;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">d. upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">e. upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">f. bentuk dan cara pembayaran upah;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">g. denda dan potongan upah;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">h. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">i. struktur dan skala pengupahan yang proporsional;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">j. upah untuk pembayaran pesangon; dan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">k. upah untuk perhitungan pajak penghasilan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(4) Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf a<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan mem-perhatikan produktivitas dan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">pertumbuhan ekonomi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 2in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pasal 89<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(1) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 ayat (3) huruf a dapat terdiri<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">atas:<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">a. upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">b. upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(2) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diarahkan kepada pencapaian<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">kebutuhan hidup layak.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(3) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Bupati/Walikota.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(4) Komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak sebagaimana<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 2in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pasal 90<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(1) Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum sebagaimana<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">dimaksud dalam Pasal 89.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(2) Bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum sebagaimana dimaksud<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">dalam Pasal 89 dapat dilakukan penangguhan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(3) Tata cara penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Keputusan Menteri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 1in; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 2in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pasal 91<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(1) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh tidak boleh lebih rendah dari<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">ketentuan pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(2) Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) lebih rendah atau<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesepakatan tersebut batal demi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">hukum, dan pengusaha wajib membayar upah pekerja/buruh menurut peraturan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">perundang-undangan yang berlaku.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 2in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pasal 92<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(1) Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(2) Pengusaha melakukan peninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">kemampuan perusahaan dan produktivitas.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(3) Ketentuan mengenai struktur dan skala upah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">diatur dengan Keputusan Menteri.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 2in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pasal 93<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(1) Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku, dan pengusaha wajib<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">membayar upah apabila :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">a. pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 45pt; text-indent: -9pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">b. pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">c. pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah, menikahkan,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">d. pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 49.5pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">kewajiban terhadap negara;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">e. pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalan-kan ibadah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">yang diperintahkan agamanya;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">f. pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">g. pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">h. pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/serikat buruh atas persetujuan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 45pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">pengusaha; dan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">i. pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(3) Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang sakit sebagaimana dimaksud dalam<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">ayat (2) huruf a sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">a. untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">b. untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari upah;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">c. untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari upah; dan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">d. untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 31.5pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(4) Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang tidak masuk bekerja sebagaimana<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">dimaksud dalam ayat (2) huruf c sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">a. pekerja/buruh menikah, dibayar untuk selama 3 (tiga) hari;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">b. menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">c. mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">d. membaptiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">e. isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">f. suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia, dibayar<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">untuk selama 2 (dua) hari; dan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">g. anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk selama 1<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 27pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(satu) hari.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(5) Pengaturan pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 2in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pasal 94<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka besarnya<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">upah pokok sedikit-dikitnya 75 % (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah pokok<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">dan tunjangan tetap.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 2in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pasal 95<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(1) Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/buruh karena kesengajaan atau kelalaiannya<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">dapat dikenakan denda.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(2) Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu dari upah<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">pekerja/buruh.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(3) Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada pengusaha dan/atau pekerja/buruh,<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">dalam pembayaran upah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(4) Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">perundang-undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerja/buruh<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">merupakan utang yang didahulukan pem-bayarannya.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 2in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pasal 96<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh dan segala pembayaran yang timbul dari<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">hubungan kerja menjadi kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 2 (dua) tahun sejak<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">timbulnya hak.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 2in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pasal 97<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Ketentuan mengenai penghasilan yang layak, kebijakan pengupahan, kebutuhan hidup<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">layak, dan perlindungan pengupahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88, penetapan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89, dan pengenaan denda<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Peraturan Pemerintah.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0in 0in 0.0001pt 2in; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pasal 98<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(1) Untuk memberikan saran, pertimbangan, dan merumuskan kebijakan pengupahan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">yang akan ditetapkan oleh pemerintah, serta untuk pengembangan sistem pengupahan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">nasional dibentuk Dewan Pengupahan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(2) Keanggotaan Dewan Pengupahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">unsur pemerintah, organisasi pengusaha, serikat pekerja/-serikat buruh, perguruan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">tinggi, dan pakar.<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(3) Keanggotaan Dewan Pengupahan tingkat Nasional diangkat dan diberhentikan oleh<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Presiden, sedangkan keanggotaan Dewan Pengupahan Provinsi, Kabupaten/Kota<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">diangkat dan diberhentikan oleh Gubenur/ Bupati/Walikota<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">(4) Ketentuan mengenai tata cara pembentukan, komposisi keanggotaan, tata cara<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">pengangkatan dan pemberhentian keanggotaan, serta tugas dan tata kerja Dewan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-indent: 0.25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt;">Pengupahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan<o:p></o:p></span></div><div class="MsoNormal" style="text-indent: .25in;"><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Keputusan Presiden.</span></div>galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1851818072707498204.post-45404982109867332042012-07-13T02:35:00.000-07:002012-07-14T00:34:59.686-07:00Bantuan Indonesia ke IMF antara Harga diri dan Penderitaan Rakyat<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmjOY82qhBT1VX3c5IrZeNYTAsVVG_f1wvonWimWEz1XZSuUat7-5-ENNLtuMZJXNb3A6kDJXkXpJy0DacYMrK-HcvTEG8nXhLePK8RdlhkPcpcFKqlqAXkEJs0nuaF48WI_jM1dcejc_k/s1600/Presiden-IMF020211-2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="http://galih-aja1.blogspot.com/" border="0" height="231" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmjOY82qhBT1VX3c5IrZeNYTAsVVG_f1wvonWimWEz1XZSuUat7-5-ENNLtuMZJXNb3A6kDJXkXpJy0DacYMrK-HcvTEG8nXhLePK8RdlhkPcpcFKqlqAXkEJs0nuaF48WI_jM1dcejc_k/s320/Presiden-IMF020211-2.jpg" title="bantuan untuk IMF" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Sebagai <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/">Negara</a> yang mempunyai hutang yang cukup besar kepada IMF, Indonesia tiba-tiba muncul ke halayak ramai bagaikan pahlawan kesiangan, hal ini tercerminkan dengan digelontorkanya bantuan atapun hibah yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia senilai 1 Miliar dolar Amerika atau setara dengan 9,34 Trliun Rupiah kepada IMF , besaran dana ini berasal dari cadangan Devisa yang dimiliki oleh Indonesia. Sontak tindakan tersebut mendapat respon yang berfariasi dari masyarakat, mulai dari respon yang mendukung sampai dengan mencela tindakan tersebut.<br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Tindakan pemerintah Indonesia memberikan hibah kepada IMF sontak menjadi bahan perbincangan, dan tak luput pula untuk dijadikan bahan guna dicermati lebih mendalam, jika kita melihat posisi Indonesia dalam keanggotaanya dalam <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/">IMF</a> ini maka kita akan menemukan bahwa Indonesia merupakan Negara penerima pinjaman dari IMF atau bahasa lainnya Indonesia merupakan Negara pengutang kepada IMF, alih-alih membayarkan besaran dana senilai 9,34 Triliun Rupiah tersebut guna merampingkan hutang Negara yang hampir mencapai 2000 Triliun rupiah, malahan pemerintah menghibahkan dana tersebut kepada IMF, maka menjadi hal yang sangat mengherankan ketika bangsa yang notabenya seorang Debetur justru memberikan dana yang cukup besar kepada pihak Kreditur dengan Cuma-Cuma.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: .5in;">
Indonesia merupakan salah satu dari <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/">188 Negara</a> anggota IMF yang diberi tawaran untuk mau menghibahkan dananya senilai 1 Miliar Dolar Amerika guna mempertebal kantong IMF dalam usaha mengentaskan krisis yang terjadi di Eropa, Indonesia sebenarnya tidak sendiri menjadi pemberi hibah tersebut, ia bersama Filipina & Vietnam pun turut serta memberikan dana senilai 1 Miliar Dolar Amerika. Menarik untuk dicermati pula statement yang dilontarakan oleh Menko Perekonomian yakni Hatta Rajasa “ Indonesia sekarang boleh bangga karena tidak lagi meminta bantuan dana dari Negara lain, sebaliknya turut andil pada bantuan Internasional dalam kerangka IMF “, bagaimana tingginya harga diri para penjabat negeri ini tercermin dalam statement tersebut, namun tingginya harga diri para pejabat negeri ini tidak diimbangi dengan tindakan yang seharusnya dilakukan guna memberikan hasil yang terbaik bagi bangsa, <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/">Statement</a> tersebut juga sangat disesalkan jika kita melihat kondisi masyarakat bangsa ini yang selalu dibayangi oleh kemiskinan dan penderitaan. Indoneisa boleh bangga telah memberikan bantuan kepada IMF, namun rasa bangga tersebutpun sekan tidak berarti apa-apa jika kita melihat betapa besarnya angka kemiskinan di negeri ini yang mencapai 29,13 Juta jiwa, angka kemiskinan yang mencapai 11.96 % tersebut membuktikan bahwa akan lebih bermanfaatnya jika besaran dana yang dihibahkan digunakan untuk hal-hal yang pada akhirnya dapat mengurangi angka kemiskinan di negeri ini.</div>
<span style="font-family: Calibri,sans-serif; font-size: 11pt; line-height: 115%;">Dan Pada akhirnya kamipun sependapat dengan <a href="http://galih-aja1.blogspot.com/">Mas.Dani Setiawan</a> (Direktur Koalisi anti utang ) bahwa tindakan Pemerintah Indonesia untuk turut serta menghibahkan dana senilai 9,34 Triliun Rupiah dari cadangan Devisanya untuk IMF tidak lebih merupakan upaya menaikan citra Indonesia di mata Internasional , terkhusus untuk menaikan citra pemipin Negeri ini.</span>galih-aja1.blogspothttp://www.blogger.com/profile/00831341500181202909noreply@blogger.com0