Secara epistimologi Industrialisasi berasal dari suku kata dasar yakni industri, yang pada awalnya mulai terdengar eksistensinya sekitar abad ke-18, dengan meletusnya peristiwa revolusi industri di Perancis, dan selanjutnya menyebar hampir ke seluruh negara di belah dunia. Industrialisasi sendiri dapat dimanifestasikan
sebagai proses berpindahnya pola kelola sumber daya alam yang dahulunya masih tradisional yakni masih menggunakan tenaga mekanis (manusia) menuju kepada pengolahan yang lebih moderen yakni menggunakan teknologi dan mesin pada proses pengolahan sumber daya alam itu tadi. Industrialisasi muncul ke permukaan dengan membawa semangat evisiensi & efektifatas demi memenuhi kebutuhan manusia yang kian hari kian berfariasi, sedangkan sumber daya yang ada jumlahnya terbatas. Industrialisasi atau yang kini lebih dikenal dengan usaha padat modal, pada hakekatnya seperti sebuah “mata pisau”, ia membawa dua kutub yakni kutub positif dan negatif. Telah kita ketahui bersama bahwasanya setiap usaha padat modal akan berakibat pada semakin sedikitnya pemakaian tenaga kerja pada proses usahanya, namun dilain sisi usaha padat modal menjanjikan kepada masyarakat evisiensi & evektifitas.
Arus hegemoni industrialisasi kian hari kian terasa deras, kondisi ini tercermin jika kita mau melihat kondisi sosial dalam masyarakat kita, bagaimana tidak, jika kita mau melihat ke belakang, kita kembali ke masa 50 tahun yang telah lalu, maka kita akan menemukan bagaimana negara ini merupakan negara agraris, negara yang dalam pengolahan sumber daya alamnya dilakukan dengan sangat bijkasana, namun beda dulu beda sekarang dan inilah yang terjadi. Industrialisasi telah merubah muka negara ini dari yang dahulu negara agraris menjadi negara industri, ini terlihat dengan semakin menjamurnya industri-industri yang berkembang pesat, dan semakin sedikitnya lahan-lahan pertanian. Kondisi yang demikian, terasa cukup memperihatinkan melihat potensi alam di negara ini yang begitu melimpahnya, namun perekonomian di negara ini hanya terfokus dalam bidang industri yang jelas-jelas membawa dampak negatif yang tidak sedikit dalam proses maupun outputnya. Sedikit pengetahuan yang nantinya menjadi reverensi kita dalam menanggapi fenomena tersebut, jika kita mau melihat jauh ke belakang asal muasal industrialisasi ini muncul yakni bermula di negara-negara yang terletak di benua Eropa maupun Amerika. Industrialisasi ini tumbuh begitu suburnya di Eropa maupun Amerika, kondisi tersebut terjadi dikarenakan beberapa faktor, dan salah satunya yakni letak gegografis negara-negara tersebut yang jauh dari garis katulistiwa, dimana jauh/dekatnya letak garis katulistiwa sangat berperan dalam mempengaruhi kualitas sumber daya alamnya, hal tersebut berdampak pada rendahya sumber daya alam yang mereka miliki, oleh karena itu indsutrialisasi menjadi alternatif guna memenuhi kebutuhan masyarakatnya.
Namun jika kita sandingakan dengan konteks di negara ini, maka industrialisasi bukan menjadi alternatif yang strategis melihat potensi sumber daya alam kita yang sangat melimpah, terlebih lagi perubahan pola produksi yang dibawa oleh Industrialisasi itu sediri, berperan banyak dengan semakin banyaknya tingkat pengangguran, dan kondisi tersebut bukannya suatu penistaan akan dampak positif yang di bawa proses Industrialisasi, namun merupakan suatu dampak logis dari proses Industrilaisasi yang lebih menekankan proses produksi padat modal dari pada proses produksi padat karya. Memeang Industrialisasi ini sudah menjadi suatu fase yang tak akan pernah dapat kita bendung dalam prosesnya, namun industrilaisasi ini tadi sudah seyogyanya tidak dijadikan prioritas utama dalam pengolahan sumber daya alam, terlebih dalam prosesnya, industrilaisasi membawa sekian banya implikasi negatif dalam banyak konteks, baik itu lingkungan, sosial maupun yang lainnya. Ketika industrialisasi ini telah menghegemoni hampir seluruh negara dibelahan bumi ini, muncul berbagai keresahan-keresahan dalam masyarakat. Walaupun industrialisasi membawa aspek positif namun kondisi tersebut tak lantas memberangus keresahan yang telah lama tertanam dalam benak masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar